Batam (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri), mengantisipasi bencana hindrometeorologi pada akhir tahun dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan siaga personel kebencanaan 24 jam.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan, Kesiapsiagaan, Kedaruratan dan Logistik BPBD Karimun Hendra dikonfirmasi ANTARA di Batam, Selasa, menyebut secara geografis bencana alam yang terjadi di Kabupaten Karimun disebabkan oleh cuaca atau bencana hidrometeorlogi, seperti banjir dan pohon tumbang akibat angin kencang.
“BPBD ada petugas yang siaga 1x24 jam. Sehari ada dua shift petugas yang siaga, masing-masing shift 12 jam,” kata Hendra.
Menurut dia, bencana yang diantisipasi di Karimun adalah angin kencang yang berpotensi menyebabkan pohon tumbang. Sedangkan banjir, akan terjadi bila hujan dengan intensitas tinggi bersamaan dengan air pasang sehingga aliran air hujan akan menggenang dan tertahan karena tidak bisa mengalir ke laut.
“Di Karimun, sepanjang sejarahnya kondisi rawan itu ada pada potensi angin kencang, kemudian banjir karena curah hujan tinggi disertai air pasang,” ujarnya.
Jika curah hujan tinggi dan air pasang terjadi, air dapat menggenangi pemukiman rumah warga selama tiga hingga empat jam. Namun, belum pernah ada warga yang mengungsi saat terjadi banjir.
BPBD Karimun telah memetakan daerah yang rawan bencana banjir dan angin kencang, seperti rawan angin kencang terjadi di Desa Angke, Desa Pongkar, dan Desan Baran. Sedangkan banjir rawan terjadi di Kelurahan Teluk Air, Singai Lokam Jalan Pelipit, Gang Awang Nur Kelurahan Baran.
“Juga ada satu titik di Kecamatan Kundur, karena beda pulau dengan Karimun, ini kerap terdampak banjir rob, baik di Kecamatan Kundur Utara, dan Kecamatan Kundur Barat,” katanya.
Untuk longsor jarang terjadi di wilayah Karimun, karena bukan daerah dataran tinggi.
Dalam mengantisipasi dampak bencana, kata dia, BPBD Karimun aktif memantau informasi cuaca dari BMKG dan informasi kebencanaan dari BNPB yang disebar melalui grup percakapan di desa-desa dan kelurahan.
Informasi itu nantinya disebarkan oleh Kasi Kesejahteraan Sosial tiap kecamatan untuk diteruskan ke pihak kelurahan maupun RT-RW untuk mengingatkan warganya waspada.
“Jadi ada WA grupnya setiap kelurahan itu, di sana kami informasikan situasi kebencanaan, termasuk warga juga bisa melaporkan bila ada terjadi peristiwa,” kata Hendra.
Selain itu BPBD Karimun juga menyiagakan petugas yang berpatroli menyisir wilayah-wilayah rawan banjir dan angin kencang. Juga didukung sarana dan prasaran, seperti mesin pompa portabel untuk menguras genangan air, 3 mesin sinso, dan satu mobil pertolongan (rescue).
Berdasarkan informasi dari BMKG, fenomena La Nina sudah muncul dan akan memberikan dampak ke wilayah Indonesia. Juga menjadi hal yang diwaspadai oleh BPBD Karimun. La nina diprediksi dimulai dari November dan berlanjut hingga tahun 2025.
Komentar