Kemenag Batam ajak masyarakat jaga toleransi lewat pawai ogoh-ogoh Nyepi

id kepri batam,ogoh ogoh,nyepi,hindu toleransi agama

Kemenag Batam ajak masyarakat jaga toleransi lewat pawai ogoh-ogoh Nyepi

Pawai ogoh-ogoh di Kota Batam untuk menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947. (ANTARA/Angie)

Batam (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mengajak masyarakat kota itu untuk terus menjaga toleransi antarumat beragama melalui perayaan pawai ogoh-ogoh yang digelar dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947.

"Kami baru memulai pawai setelah waktu berbuka puasa, dan rute yang digunakan hanya satu ruas jalan agar tidak menghambat aktivitas masyarakat lainnya," kata Penyelenggara Hindu Kemenag Kota Batam Made Karmawan di Batam, Jumat.

Pawai ini berlangsung dengan tetap memperhatikan situasi Ramadhan, sehingga tidak mengganggu Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Baca juga: XL Axiata perkuat jaringan 4G di tujuh kota Kepri dan buka posko mudik

Ia menjelaskan bahwa pawai ogoh-ogoh merupakan bagian dari tradisi Hindu yang melambangkan pengusiran energi negatif.

"Ogoh-ogoh ini merupakan simbol dari Bhuta Kala atau hal-hal negatif yang diwujudkan dalam patung raksasa seram. Nantinya, setelah diarak, ogoh-ogoh akan dibakar sebagai simbol pembersihan diri dan lingkungan sebelum memasuki Hari Raya Nyepi," katanya.

Tokoh umat Hindu Provinsi Kepulauan Riau Wayan Catrayasa menekankan bahwa perayaan Nyepi bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga ajakan untuk introspeksi diri dan menjaga keseimbangan alam.

"Hari Raya Nyepi memiliki empat pantangan utama, yaitu Amati Geni (tidak menyalakan api atau listrik), Amati Lelungan (tidak bepergian), Amati Karya (tidak bekerja), dan Amati Lelanguan (tidak menikmati hiburan). Tujuannya adalah untuk memberikan waktu bagi alam semesta agar beristirahat dan kembali ke keseimbangan," katanya menjelaskan.

Baca juga: Gubernur Ansar lanjutkan revitalisasi objek wisata Pulau Penyengat

Sementara itu, Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Hindu Provinsi Kepri Purwadi menjelaskan bahwa pawai ogoh-ogoh merupakan bagian dari upacara Tawur Kesanga, yang bertujuan untuk membersihkan lingkungan dan membawa kedamaian bagi masyarakat.

"Kami berharap melalui perayaan ini, umat Hindu dapat lebih memahami makna spiritual dari Nyepi, sekaligus mempererat hubungan harmonis dengan umat beragama lainnya," ujarnya.

Lebih lanjut, Wayan Catrayasa juga mengajak masyarakat Batam untuk terus menjaga kerukunan dan mendukung pembangunan daerah.

"Mari kita tingkatkan rasa toleransi dan saling menghormati antarumat beragama di Kota Batam. Keberagaman ini adalah aset yang harus kita jaga demi Batam yang madani dan kondusif," tutupnya.

Baca juga:
19.000 pemudik tinggalkan Batam ke Belawan dan Tanjung Priok

Bandara Batam sediakan "rest area" untuk pekerja migran transit

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE