BI: Energi terbarukan diperkirakan jadi penopang baru bagi ekonomi Kepri

id kepri batam,bank indonesia kepri,bi kepri,inflasi daerah,tpid,energi hijau

BI: Energi terbarukan diperkirakan jadi penopang baru bagi ekonomi Kepri

Kepala KPw BI Kepri Rony Widijarto P di Batam. (ANTARA/Amandine Nadja)

Batam (ANTARA) - Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (KPw BI Kepri) memperkirakan bahwa sektor energi terbarukan dapat menjadi penopang baru bagi aktivitas ekonomi ke depan di Kepri, selain sektor industri pengolahan dan perdagangan yang terus tumbuh.

Kepala KPw BI Kepri Rony Widijarto P. mengatakan pengembangan energi hijau di wilayah Kepri memiliki potensi besar dan telah melahirkan produk-produk energi terbarukan seperti panel surya.

“Pembangunan kawasan industri hijau dan transisi energi akan membuka peluang peningkatan permintaan pada panel surya,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima di Batam, Selasa (6/5).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 5,16 persen (year-on-year), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,14 persen (yoy).

Pertumbuhan ini membuat Kepri sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga di Sumatera.

Baca juga: BPS catat industri pengolahan serap tenaga kerja paling banyak di Kepri

Pertumbuhan didorong oleh sektor industri pengolahan yang mencatat kenaikan signifikan sebesar 7,30 persen (yoy), serta sektor perdagangan yang tumbuh 10,29 persen (yoy) akibat tingginya konsumsi selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Dari sisi pengeluaran, Net Ekspor melonjak 14,47 persen (yoy) dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 3,27 persen (yoy), menandakan peningkatan investasi dan aktivitas industri.

Sementara itu, konsumsi rumah tangga turut mendukung daya tahan ekonomi dengan pertumbuhan 3,15 persen (yoy).

Inflasi Kepri selama April 2025 tercatat sebesar 0,59 persen (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (0,38 persen), namun masih dalam rentang target nasional. Secara tahunan, inflasi berada di level 2,56 persen (yoy).

Komoditas yang paling mendorong inflasi diantaranya emas perhiasan, cabai merah, dan daging ayam ras, terutama karena meningkatnya permintaan saat Idul Fitri.

Baca juga: Dinkes Kepri temukan 250 kasus HIV baru sepanjang tahun 2025

Rony menambahkan bahwa pengendalian inflasi yang stabil di Kepri tak lepas dari kerja sama erat antara BI dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

“Bank Indonesia akan terus bersinergi dengan TPID dan pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan sektor-sektor baru,” katanya.

Berbagai upaya stabilisasi harga yang dilaksanakan pada bulan April 2025, seperti rapat TPID, publikasi melalui radio dan media sosial terkait inflasi, penanaman perdana cabai di lahan Kogabwilhan I, serta Bazar Pangan Murah pada Kedai Pangan TPID.

Ke depan, Bank Indonesia Kepri bersama TPID akan memperkuat pengendalian inflasi antara lain dalam hal peningkatan produksi pangan, penguatan kerjasama antar daerah dan pelaksanaan pasar murah.

Baca juga: BPSDM Kemenkum latih public speaking ASN Badiklat Kepri

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE