Batam (ANTARA) - Puskesmas Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau mencatat sebanyak 15 siswa SMP Negeri 2 yang diduga keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah diperbolehkan pulang tanpa perawatan inap.
"Seluruh siswa jumlah 15 orang, semuanya sudah diperbolehkan pulang pada hari itu juga. Tidak ada yang dirawat inap," kata Kepala Puskesmas Tanjung Balai Karimun Muhammad Aristo Wibowo dikonfirmasi di Batam, Jumat.
Dia menjelaskan, awalnya jumlah siswa yang dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Puskesmas sebanyak 14 orang. Hingga menjelang sore, satu siswa dirujuk ke IGD karena keluhan yang sama, mual, muntah dan sesak nafas.
"Jadi awalnya benar 14 siswa yang dibawa ke Puskesmas. Tapi setelah agak sorean, datang satu siswa lagi, gejalanya muncul setelah sampai di rumah. Tapi setelah kami tangani secara medis sudah membaik," ujarnya.
Baca juga: Bulog Natuna salurkan beras SPHP melalui Koperasi Merah Putih
Peristiwa itu terjadi Kamis (25/9) pukul 10.30 WIB, sekitar 14 siswa dirujuk ke Puskesmas Tanjung Balai karena mengeluhkan mual, muntah dan pusing, serta sakit perut.
Tim medis Puskesmas Tanjung Balai bergerak cepat memberikan penanganan kepada siswa tersebut.
Menurut dokter Puskesmas Tanjung Balai dr. Yelli Defita, penanganan medis diberikan sesuai gejala klinis yang dirasakan oleh anak-anak.
Yelli menyebut, gejala klinis yang ditunjukkan anak-anak adalah pusing, sesak, mual, muntah, nyeri perut dan mencret.
"Ada yang kami berikan oksigen, oralit, antasida tab, paracetamol tab," katanya.
Selain perawatan medis, petugas Puskesmas Tanjung Balai juga mewawancara sejumlah siswa untuk mengumpulkan riwayat medis secara terstruktur dan sistematis atau anamnesa kepada para siswa.
Baca juga: SPPG Batam imbau penerima manfaat MBG sampaikan jika terdapat keluhan
Berdasarkan keterangan siswa, gejala medis yang mereka rasakan muncul setelah menyantap MBG.
Wakil Sekretaris Satgas MBG Karimun Sukrianto Jaya Putra mengatakan pada saat kejadian siswa menyantap MBG dengan menu nasi putih, telur saus, sayur acar, tempe dan buah semangka potong.
Sukrianto mengatakan penyebab anak-anak mengalami mual dan sakit perut masih diselidiki dengan mengirimkan sampel MBG yang dikonsumsi.
"Dinas Kesehatan sudah mengirimkan sampelnya ke laboratorium di Batam. Setelah hasilnya keluar, baru bisa diketahui penyebab pastinya," kata Sukrianto.
Baca juga:
Wagub Nyanyang koordinasikan penanganan kasus keracunan MBG di Karimun
Pemkab Natuna bangun gedung baru TK Negeri 001 di Bunguran Timur Laut
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Seluruh siswa diduga keracunan sudah pulang

Komentar