Batam (Antara Kepri) - Anggota Komisi IV DPRD Kota Batam Kepulauan Riau Udin P Sihaloho mengatakan pihaknya kecewa dengan pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kota Batam yang dianggap tidak maksimal melayani masyarakat.
"Saya menerima banyak laporan masyarakat. BPJS sangat dibutuhkan, tapi pelayanan buruk. Kalau Kepala BPJS tidak dapat memberikan pelayanan baik, sebaiknya mundur saja," kata Udin di Batam, Rabu.
BPJS Kesehatan dianggap tidak dapat tegas kepada rumah sakit swasta, sehingga banyak pasien BPJS yang tidak tertangani baik.
Udin mengaku banyak menerima keluhan masyarakat peserta BPJS yang ditolak rumah sakit swasta dengan alasan kamar rawat penuh. Padahal, pasien umum masih bisa mendapatkan kamar rawat.
"Pelayanan rumah sakit terhadap pasien BPJS seperti menganaktirikan. Pilih kasih, apalagi rumah sakitnya," kata dia.
Selain itu, jumlah obat untuk pasien BPJS di rumah sakit sangat terbatas, sehingga warga terpaksa membeli obat dari luar yang harganya mahal.
Udin bercerita, seorang pasien BPJS yang mengadu kepadanya terpaksa memberi obat seharga Rp930.000 selama beberapa kali, karena obat itu habis di apotek yang bekerja sama dengan BPJS. Padahal obat itu masuk kategori yang ditanggung BPJS.
"Kalau obat itu habis, kenapa bisa beredar di pasaran. Di apotek yang jaraknya hanya dua meter dari pintu rumah sakit," kata Udin.
Ia menduga oknum pekerja BPJS sengaja mempermainkan pengadaan obat, sehingga pasien terpaksa membelinya di luar pelayanan.
Sementara itu, warga Batam, Andi, juga menyatakan kecewa dengan pelayanan BPJS Kesehatan yang tidak bisa tegas kepada rumah sakit swasta rekanan.
"Saya pernah sakit, berobat di klinik BPJS tiga kali, tidak sembuh juga. Kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk dokter spesialis. Tapi ketika mendaftar, jadwal untuk pasien BPJS sudah penuh, dan saya dijadwalkan berobat dua pekan kemudian. Saya mendaftar tanggal 20-an Desember 2015, baru bisa dijadwalkan untuk 11 Januari 2016," kata dia.
"Masak pengobatan harus menunggu seperti itu. Kalau semakin parah bagaimana, akhirnya saya putuskan berobat umum saja. Tidak pakai BPJS," kata dia.
Andi merasa kecewa karena sudah rutin membayar BPJS setiap bulan, selama lebih dari setahun terakhir. Namun, pelayanan yang diberikan terkesan mengecilkan. (Antara)
Editor: Rusdianto
Komentar