Anak Selayar berpakaian adat ikut upacara

id HUT RI,Selayar,Lingga,Pakaian adat

Anak Selayar berpakaian adat ikut upacara

Camat Selayar beserta jajaran foto bersama dengan anak-anak PAUD berpakaian adat. (Antaranews Kepri/Nurjali)

Bukti sejarah masih banyak disini, bangunan-bangunan Belanda dan berbagai peninggalan lainnya masih ada yang berdiri kokoh
Lingga (Antaranews Kepri) - Anak-anak di Desa Penuba, Kecamatan Selayar, Kabupaten Lingga mengikuti upacara HUT RI ke-73, di halaman pasar Desa Penuba dengan berpakaian adat berbagai suku bangsa di Indonesia, Jumat.

Lokasi tempat pengibaran bendera tersebut merupakan lokasi yang cukup historis di Pulau Selayar sejak zaman penjajahan Jepang.

"Penuba dan Pulau Selayar ini memiliki nilai sejarah di era zaman penjajahan dulu, disini banyak berdiri bangunan-bangunan peninggalan belanda dan ini dulunya kota kecil di Kepulaun Riau," sebut Sekretaris Camat Selayar Sabirin.

Anak-anak tersebut tampak sangat bersemangat mengikuti upacara HUT RI, adanya penampilan anak-anak dengan berpakaian adat Nusantara ini tidak terlepas dari sejarah Penuba Pulau Selayar.

Pulau kecil dengan jumlah penduduk terpadat ini diapit, dua kota besa di Kabupaten Lingga yaitu Ibukota Daiklingga dan Pulau Singkep.

Dulunya, di masa penjajahan Belanda, Pulau Penuba, Kepualuan Riau ini dijuluki Hawaii van Lingga oleh pemerintahan Belanda.

Pulau ini dulunya menjadi tempat persinggahan, karena letaknya yang sangat strategis sehingga dijadikan pusat perdangangan. Sebagai pusat perdagangan Pulau Penuba dulunya selalu ramai dikunjungi, para pedagang yang singgah ke pulau ini. 

Di awal abad ke-19 adalah awal mulanya Penuba menjadi pulau kecil yang cukup maju di kala itu, ditambah lagi saat Pulau Singkep menjadi lokasi eksploitasi biji timah.

Pulau Penuba Kecamatan Selayar ini, merupakan ibukota Kecamatan pertama di Provinsi Riau yang membawahi pulau Singkep dan Pulau Lingga, serta pulau-pulau lainnya.

"Bukti sejarah masih banyak disini, bangunan-bangunan Belanda dan berbagai peninggalan lainnya masih ada yang berdiri kokoh," sebutnya.

Meskipun begitu benda-benda peninggalan bersejarah ini, sangat minim mendapat perhatian pemerintah, sehingga karena usianya yang sudah ratusan tahun membuat beberapa bangunan peninggalan Belanda ini sudah mulai ada yang roboh dan ada yang sudah tidak layak dihuni lagi.

Sepeninggalan penjajahan Belanda, Pulau Penuba ini semakin terlupakan ditambah lagi dengan tutupnya PT. Timah di Pulau Singkep, Penuba semakin tidak terperhatikan.

Hal inilah membuat Pemerintah Kabupaten Lingga memekarkan Pulau Penuba menjadi Kecamatan baru dengan nama Kecamatan Selayar. (Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE