BUMD Kepri garap bisnis sektor pertanian

id BUMD Kepri

BUMD Kepri garap bisnis sektor pertanian

Direktur BUMD PT Pembangunan Kepri, Azwardi Anas. (Ogen)

Tanjungpinang (ANTARA) (ANTARA) - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Pembangunan Provinsi Kepulauan Riau mulai menggarap bisnis sektor pertanian untuk menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD).

"Bisnis tersebut menindaklanjuti permintaan
Komisaris (Plt Gubernur Kepri) Isdianto, agar BUMD membantu petani lokal," kata Direktur PT Pembangunan Kepri, Azwardi Anas, Rabu (15/1).

Dia katakan, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kemarin, BUMD berencana akan membuat kebun sayuran dengan memanfaatkan lahan terlantar milik Pemprov Kepri di Pulau Dompak.

Namun oleh Plt Gubernur Kepri, usulan itu ditolak, dengan alasan PT Pembangunan Kepri tak boleh terlibat dalam urusan tersebut, melainkan menampung hasil pertanian petani lokal dengan harga menarik.

Lebih lanjut, ia menyatakan sejak awal Januari 2020 ini BUMD sudah mulai menampung puluhan kilo hasil pertanian lokal per hari, seperti sayur kangkung, bayam, kacang panjang, dan aneka jenis sawi.

Komoditas pangan tersebut saat ini dipasarkan ke pasar Bintan Center (Bincen), Tanjungpinang hingga ke pasar Tanjung Uban, Bintan.

"Soal harga, kami serahkan ke petani langsung. Mereka mau jual berapa, kalau misal per kilo Rp8 ribu, kami tetap beli. Biar BUMD untung sedikit asal petani sejahtera," jelasnya.

Dia tak menampik untung yang diraih dari usaha pertanian ini masih sedikit, hanya berkisar Rp2.000 sampai Rp3.000 dari tiap item sayur yang dijual.

Kendati demikian, Azwardi meyakini bahwa sektor tersebut punya peluang untuk berkembang, apalagi potensi pertanian di Kepri cukup besar.

"Prinsipnya beli sedikit untung sedikit. Kami bermimpi ke depan dalam sehari bisa beli satu kontainer hasil petani lokal, biar untungnya lebih besar," imbuhnya.

Kemudian dari sisi perluasan akses pasar produk pertanian, lanjut dia, dalam waktu dekat ini BUMD Kepri akan bekerjasama dengan beberapa penampung sayur di Batam, agar produk pertanian Pulau Bintan (Tanjungpinang-Bintan) bisa dipasarkan di sana.

"Kita pun punya angan-angan memasarkannya hingga ke Singapura. Tapi prosesnya panjang, maka itu kita garap di wilayah Kepri dulu," tutur dia.

Azwardi turut menyampaikan, sampai sejauh ini PT Pembangunan Kepri juga menjalankan beberapa kegiatan usaha lainnya seperti, pengangkutan avtur pesawat dari Tanjung Uban ke Bandara RHF Tanjungpinang, kemudian sektor perbankan, minimarket, laundry, depot air minum, angkutan air bersih, dan membuat santan kelapa.

Dari aneka jenis usaha itu, sambung dia, BUMD meraup laba kotor mencapai Rp50 sampai Rp60 juta per bulan. Sementara operasional kantor dan gaji karyawan habis sekitar Rp40 juta.

"Sisanya itulah dimasukkan ke kas daerah," sebutnya.

Dia mengakui pendapatan yang ada saat ini memang masih tergolong kecil, tapi paling tidak sudah mulai menunjukkan progres kemajuan dibanding sebelum-sebelumnya.

"Secara bertahap kita lakukan penjajakan usaha dengan berbagai pihak terkait. Tak perlu bisnis yang besar-besar, di mulai dari yang kecil, asal pasti," ucap Azwardi.

"Kami targetkan tahun 2020 ini mampu menyumbang Rp50 juta bagi PAD," tegasnya.

Pewarta :
Editor: Evi Ratnawati
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE