Para Cendekiawan Muda Asia Berkumpul di Chongqing, Bahas Gagasan Baru untuk Melestarikan Warisan Budaya Kuil dalam Gua

Para Cendekiawan Muda Asia Berkumpul di Chongqing, Bahas Gagasan Baru untuk Melestarikan Warisan Budaya Kuil dalam Gua

Para Cendekiawan Muda Asia Berkumpul di Chongqing, Bahas Gagasan Baru untuk Melestarikan Warisan Budaya Kuil dalam Gua

Chongqing, Tiongkok, (ANTARA/PRNewswire)- Artikel berita dari iChongqing.

Pada 29 November lalu, lebih dari 100 cendekiawan muda dari 10 negara berkunjung di Distrik Dazu, Chongqing, untuk menghadiri sesi pembukaan Youth Ambassador Program for Asian Cultural Heritage Conservation — 2025 International Youth Academic Exchange on Cave Temples

Para peserta acara ini saling bertukar gagasan seputar konservasi, riset, dan komunikasi publik untuk melestarikan warisan budaya kuil dalam gua (cave temple).

Ajang Regional untuk Pelestari Warisan Budaya Baru

Alliance for Cultural Heritage in Asia—lembaga antarpemerintah yang terbentuk pada 2023 oleh Tiongkok, Kamboja, dan delapan negara lain di Asia—menggelar ajang perdana yang melibatkan generasi muda untuk membahas pelestarian warisan budaya cave temple. Sebagai inisiatif unggulan, Youth Ambassador Program, dilansir pada 2021, mengembangkan talenta masa depan dan mendorong kerja sama lintasnegara.

Tiongkok telah melaksanakan 28 proyek arkeologi bersama 15 negara Asia lain dan berkolaborasi dalam 11 proyek konservasi di enam negara. Ajang ini merupakan kelanjutan dari program-program tersebut, terutama membahas cave temple, serta mendukung upaya Alliance for Cultural Heritage in Asia untuk membangun wadah kerja sama generasi muda secara berkelanjutan.

Inovasi Digital dan Wawasan Baru

Dengan tema Conservation and Inheritance, Innovation and Collaboration, 101 cendekiawan muda—55 di antaranya berasal dari ilmu humaniora dan 46 berasal dari ilmu konservasi—saling bertukar gagasan bersama para jurnalis dari media-media terkemuka. Para pejabat, termasuk dari Alliance for Cultural Heritage in Asia, Kementerian Keuangan, dan Badan Pelestarian Warisan Budaya, serta pemerintah Chongqing juga turut berpartisipasi.

Teknologi digital menjadi agenda pembahasan utama. Dazu Rock Carvings, Situs Warisan Dunia UNESCO, telah membuat arsip 3D presisi tinggi untuk lebih dari 10.000 patung, serta membangun jaringan pemantauan cerdas yang mengamati lebih dari 70 indikator, termasuk kondisi lingkungan, perubahan struktur, dan aktivitas manusia. Teknologi restorasi virtual—menggabungkan pemindaian 3D, analisis sinar-X, dan pencitraan inframerah—membantu para ahli mendiagnosis kerusakan dan membuat simulasi tentang rencana konservasi sebelum intervensi nyata ditempuh.

Dazu juga menjadi pelopor edukasi publik melalui dome film berstandar 8K dan "Metaverse Scenic Area" dengan digital-twin sehingga masyarakat global dapat menikmati keindahan ukiran batu tersebut dari mana saja.

Perspektif Baru

Di ajang tersebut, para cendekiawan membahas berbagai topik seperti stabilitas batu, kerusakan akibat kelembapan, teknologi deteksi canggih, serta interpretasi lintasbudaya. Untuk pertama kalinya, para peneliti muda dari seluruh Asia berkumpul di Tiongkok untuk membahas pelestarian cave temple.

Dengan mendorong dialog internasional dan gagasan baru, Youth Ambassador Program berperan penting membina pelestari warisan budaya generasi baru, serta mempererat kerja sama regional untuk melestarikan warisan bersama di Asia.

SOURCE iChongqing

Pewarta :
Editor : PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.