Barantan nyatakan babi asal Batam positif flu babi Afrika

id flu babi afrika,barantan,African Swine Fever,babi batm,babi batam, pulau bulan, babi pulau bulan, babi

Barantan nyatakan babi asal Batam positif flu babi Afrika

Petugas sedang mengambil sampel babi untuk diperiksa terkait temuan Singapura yang menyatakan babi asal Pulau Bulan, Batam terkena flu babi Afrika. ANTARA/HO-Kementan

Jakarta (ANTARA) - Badan Karantina Pertanian (Barantan) menyatakan babi asal Pulau Bulan Kota Batam, Kepulauan Riau yang biasa diekspor ke Singapura, positif terserang African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika.

“Hasil pengujian lanjutan, baik oleh Laboratorium BBUSKP dan BVet Bukittinggi adalah positif ASF dan negatif Classical Swine Fever (CSF), sehingga perlu dilakukan sequencing untuk mengetahui genom virus terkait kemiripan asal virus,” kata Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Barantan Wisnu Wasisa Putra, di Jakarta, Sabtu.

Wisnu menuturkan Barantan dan Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan telah secara aktif berkoordinasi dengan pihak Singapura yakni Singapore Food Agency and NS Park.

Hasil investigasi bersama antara Indonesia dan Singapura tersebut menyimpulkan terjadi kematian babi yang cukup besar di Pulau Bulan, namun dengan gejala klinis mengarah ke Classical Swine Fever (CSF)/Hog Cholera.

Selanjutnya, pihak Karantina Pertanian Tanjung Pinang melakukan langkah-langkah antisipatif berupa pengujian ASF terhadap ternak babi yang akan dilalulintaskan dan melakukan pengetatan tindakan karantina hewan.

“Selain itu, pemantauan terhadap importasi pakan dan bahan pakan yang masuk ke Pulau Bulan sebagai langkah kewaspadaan kemungkinan masuknya ASF di pulau ini,” ujar Wisnu.

Sebagai upaya membuka kembali ekspor ternak babi ke Singapura, Kementerian Pertanian telah mengusulkan sistem sub-kompartemen bebas ASF di Pulau Bulan dan telah disetujui oleh pihak Singapura. Sehingga ke depan Indonesia dapat kembali mengekspor ternak babi ke Singapura.

Kepala Barantan Bambang menyebut upaya tersebut menjadi langkah yang strategis, mengingat Pulau Bulan merupakan peternakan babi terbesar di Indonesia dan tercatat menyumbangkan 15 persen dari total keseluruhan kebutuhan impor babi di Singapura.

“Kementan akan evaluasi dan investigasi seluruh aspek manajemen risikonya. Bersama Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan kami bersama bergerak cepat menurunkan tim,” ujar Bambang.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan mendalami temuan Badan Pangan Singapura mengenai babi asal Batam, Kepulauan Riau, yang terserang virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).

"Kami sedang mendalami itu. Penemuannya seperti apa dan kami akan lakukan cek ke produsen yang ditemukan virus itu. Dan itu lagi-lagi itu isu-isu yang bisa muncul setiap saat,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi kepada media seusai acara Halal Bihalal di Kantor Kementerian Perdagangan di Jakarta, Kamis (4/5).

Sesuai regulasi yang berlaku, Didi menegaskan eksportir harus memastikan produk yang diekspor sesuai dengan kriteria dan aturan yang berlaku di negara tujuan, serta memastikan bebas dari virus dan risiko paparan virus dan kerusakan lainnya.

Sebelum dikirim ke luar negeri, Badan Karantina Pertanian Indonesia juga turut memastikan produk yang akan diekspor telah memenuhi aturan. Begitu juga dengan Singapura sebagai importir.

“Pihak importir dalam hal ini adalah Singapura memastikan apa yang diekspor ruminansia yang lolos ekspor dalam hal ini dicek oleh Badan Karantina kita,” ucapnya.

Kendati Singapura menghentikan sementara impor babi dari Pulau Bulan, Batam itu,Didi menyampaikan bahwa pihaknya bersama Kementerian Pertanian (Kementan) tidak akan memeriksa kondisi babi dari daerah lain. Melainkan memperketat Batam agar tidak terjadi perluasan penyebaran virus.

“Zonasi ini akan diperketat di Batam jangan sampai penularan makin luas dan akan koordinasi dengan Kementan,” ungkapnya.

Badan Pangan Singapura menemukan virus demam babi Afrika pada bangkai babi di rumah pemotongan hewan di daerah Jurong, Singapura, tempat hewan itu disembelih untuk dimakan.

Impor babi dari Pulau Bulan, Batam, menyumbang sekitar 15 persen dari total pasokan daging babi di Singapura atau setara dua per tiga dari pasokan daging babi yang baru disembelih di Singapura.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Barantan menyatakan babi asal Pulau Bulan positif flu babi Afrika

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE