Natuna (ANTARA) - BMKG Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), memberikan penjelasan terkait fenomena awan langka di langit daerah itu pada Minggu (7/5) sore.
"Ini adalah fenomena yang cukup langka. Awan ini adalah awan Lenticularis atau awan topi," kata Forcester BMKG Ranai, Reza Pahlevi melalui keterangannya, Minggu malam.
Menurutnya awan ini biasanya terbentuk oleh gelombang gunung yang dipicu oleh aliran angin cukup kencang yang berhembus dari suatu sisi gunung. Kemudian angin bergerak horizontal tersebut melewati dinding pegunungan, hingga menyebabkan defleksi yang membentuk gelombang gunung terjadi di sisi gunung lainnya.
"Awan Lenticularis menunjukkan turbulensi vertikal atau angin yang kuat. Jadi berbahaya untuk penerbangan rendah di sekitar awan," ungkapnya.
Ia menyampaikan awan Lenticularis mulai terbentuk ketika arus angin yang mengalir sejajar dengan permukaan bumi menemui hambatan dari objek tertentu, seperti pegunungan. Akibat hambatan tersebut, arus udara naik tegak lurus ke puncak awan.
Dia menjelaskan saat udara naik banyak mengandung uap air dan stabil. Saat suhu titik embun tercapai di puncak gunung, uap air mulai mengembun menjadi awan yang mengikuti kontur puncak gunung. Saat udara mengalir turun dari puncak gunung, proses kondensasi berhenti.
"Oleh karena itu, awan Lenticularis tampak tidak bergerak, karena awan mulai terbentuk dari sisi arah angin ke puncak gunung, dan kemudian menghilang ke sisi bawah angin," terangnya
Sementara, seorang warga Ranai, Natuna, Cherman, menyebut fenomena awan Lenticularis tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 Wib dan berlangsung cukup lama hingga malam hari.
"Baru terjadi kali ini. Bentuknya berubah-ubah," ujar Cherman.
Kejadian awan Lenticularis di Ranai menyita perhatian warga sekitar. Banyak di antara mereka mengabadikan momen langka itu dengan ponsel, kemudian disebarkan ke berbagai platform sosial media.
Komentar