Batam (ANTARA News) - Kepala Bagian Haji Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau Erizal Abdullah, Rabu, mengatakan pembangunan Rumah Sakit Haji Batam terkatung-katung sejak 2007 karena terkendala dana dan lahan.
"Pembangunan terkendala dana, karena dana yang dimiliki masih kurang," kata Erizal Abdullah.
Ia mengatakan Kanwil Kemenag Kepri hanya memiliki dana Rp1 miliar untuk pembangunan RS Haji yang berasal dari sumbangan jemaah haji, sedangkan untuk bangunan fisik rumah sakit saja membutuhkan biaya Rp40 miliar.
Kanwil Kemenag Kepri, kata dia, sudah meminta tambahan dana dari Kementerian Agama pusat, namun belum mendapatkan kepastian jawaban.
"Kami harapkan dapat segera dibangun," kata dia.
Selain terkendala dana, pembangunan RS Haji juga terkendala lahan yang dipindah.
Sebelumnya, Badan Pengusahaan Kawasan Batam mengalokasikan lahan di jalan utama, sebelah PIH, namun kemudian dipindahkan ke belakang Masjid Raya. Padahal, Kementerian Agama bersama perwakilan dari Kedutaan Arab Saudi telah melakukan peletakan batu pertama di lahan di samping PIH.
Kini, lahan disamping PIH telah berdiri gedung lain.
Menurut Erizal, pemindaan lahan RS Haji dilakukan BP Batam sepihak.
"Kami tidak tahu alasannya, karena mereka yang punya lahan, ya tidak apa-apa karena lahannya juga lebih luas, sekitar 10.000 meter persegi," kata Erizal.
Padahal, Kanwil Kemenag Kepri, kata dia, telah melunasi Uang Wajib Tahunan Otorita atas lahan disamping PIH.
Di tempat terpisah, Kepala Bagian Humas dan Publikasi Badan Pengusahaan Kawasan Batam Dwi Djoko Wiwoho membenarkan pemindahan alokasi RS Haji.
"Pemindahan itu permintaan Kemenag," kata dia.
Menurut dia, lahan RS Haji dipindahkan ke belakang Masjid Raya yang juga berhadapan dengan Asrama Haji Batam agar lebih dekat dengan pusat haji.
Mengenai UWTO yang telah dilunasi, ia mengatakan tidak masalah.
(ANT-YJN/Z003/Btm2)
Komentar