Butuh dana Rp18 triliun untuk penuhi kebutuhan warga Gaza dan Tepi Barat

id palestina,gaza,bantuan,pbb,israel,Pengungsi, perang

Butuh dana Rp18 triliun untuk penuhi kebutuhan warga Gaza dan Tepi Barat

Truk-truk pengangkut bantuan kemanusiaan memasuki Gaza dari titik penyeberangan pada perbatasan Gaza-Mesir di Rafah, Mesir, Sabtu (21/10/2023). ANTARA/Xinhua/Ahmed Gomaa/tm/am.

Jenewa (ANTARA) - Kantor Urusan Kemanusiaan PBB pada Jumat menyebut jumlah dana yang dibutuhkan guna memenuhi 2,7 juta pendudukan Jalur Gaza dan Tepi Barat diperkirakan mencapai 1,2 miliar dolar AS sekitar Rp18,9 triliun.

Juru bicara kantor tersebut, Jens Laerke, mengatakan pada konferensi pers PBB di Jenewa bahwa lembaga tersebut akan memperbarui permohonan awal yang diajukan pada Senin (6/11).

Ia menyebutkan bahwa permohonan awal, yang diluncurkan pada 12 Oktober, meminta dana sebesar 294 juta dolar AS (sekitar Rp4,6 triliun) untuk mendukung hampir 1,3 juta orang.

Ketika menjawab pertanyaan Anadolu, Laerke mengatakan hingga saat ini hanya 25 persen dari permohonan awal yang mendapatkan dana.

Mengenai orang-orang yang mengungsi, jumlah mereka membengkak menjadi 1,5 juta orang di Gaza, ujarnya.

Jumlah ini termasuk 700 ribu orang yang mengungsi di 149 fasilitas UNRWA (badan PBB yang menangani bantuan bagi pengungsi Palestina), "mencapai hampir empat kali lipat dari kapasitas yang bisa ditampung," kata Laerke, menambahkan.

"Sebagai gambaran, ini berarti di beberapa tempat perlindungan hingga 240 orang berada dalam ruangan kelas berukuran 40 sampai 60 meter persegi," katanya, sambil menyebutkan Pusat Latihan Khan Younis sebagai contoh.

Di mengatakan pusat latihan itu saat ini menampung 22,1 ribu orang yang mengungsi, "lebih dari 10 kali lipat kapasitasnya."

Militer Israel telah memperluas serangan darat dan udaranya di Jalur Gaza, yang telah mengalami gempuran bom tanpa henti sejak Hamas melakukan serangan mendadak pada 7 Oktober.

Sudah lebih dari 10.500 orang tewas sejak konflik pecah. Jumlah itu meliputi 9.061 warga Palestina dan lebih dari 1.500 orang Israel.

Sebanyak 102 truk pembawa persediaan kemanusiaan pada Kamis (2/11) memasuki Gaza melalui perbatasan Rafah, dan merupakan konvoi terbesar sejak pengiriman bantuan berlanjut pada 21 Oktober.

Dengan kedatangan 102 kendaraan itu, total jumlah truk yang memasuki Gaza menjadi 374, menurut PBB.

Bahan bakar, yang sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan penyelamat hidup, masih dilarang masuk oleh otoritas Israel.

Sementara itu, dari Jakarta dilaporkan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal pada Jumat mengatakan pemerintah berusaha memastikan bantuan kemanusiaan dari Indonesia bisa masuk ke Gaza.

“Kita pastikan semua bantuan yang kita kirim adalah yang pasti bisa masuk. Jadi, daripada kirim sesuatu yang dianggap mubazir, sebelum berangkat, kita pastikan barang yang kita kumpulkan itu bisa masuk ke Gaza nanti,” ujar Iqbal di Jakarta.

Dia tidak menyebut barang-barang apa saja yang akan dikirim ke Gaza, tetapi memastikan Indonesia tidak akan memberi beberapa bantuan yang dipersulit masuk ke Gaza seperti alat penyaring air atau tabung oksigen.

Terkait teknis pengiriman bantuan, Iqbal menjelaskan bahwa bantuan kemanusiaan dari Indonesia akan diterbangkan dari Jakarta menuju Bandara El Arish di Mesir, yang lokasinya paling dekat dengan Gaza.

Dari bandara tersebut, bantuan akan diserahkan kepada Bulan Sabit Merah Mesir untuk kemudian disalurkan ke Gaza melalui badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) dan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) —dua badan kemanusiaan yang beroperasi di Gaza.

“Kita memang tidak (bisa) menyalurkan langsung ke Gaza. Ini adalah target realistis, bahwa kita hanya akan mengantarkannya hingga ke Bandara El Arish dan diserahterimakan ke Bulan Sabit Merah Mesir, karena hanya lembaga itu yang diizinkan membawa masuk bantuan ke Gaza,” tutur Iqbal.


Sumber: Anadolu

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Butuh Rp18 triliun untuk penuhi kebutuhan warga Gaza dan Tepi Barat

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE