Istanbul (ANTARA) - Dubes Palestina untuk Inggris Husam Zomlot menganggap Inggris biang keladi kekejaman Israel serta mengatakan penindasan Israel di Palestina dimulai bukan pada 7 Oktober 2023, melainkan 106 tahun yang lalu.
"Semuanya berawal ketika Inggris menjanjikan tanah kami kepada pihak-pihak lain tanpa berkonsultasi dengan kami dan membuat kami, bangsa Palestina, menjadi minoritas non-Yahudi," kata Zomlot kepada Anadolu, Sabtu (9/12), pada Forum Dunia TRT.
Ia menegaskan upaya rakyat Palestina untuk mendapatkan kebebasan dan keadilan harus diakui.
Masalah-masalah hak asasi manusia, hak-hak nasional, serta aturan hukum dan internasional harus ditangani, kata dia.
Namun, kata Zomlot, pandangan yang dianut Israel justru penyelesaian secara militer, kekerasan, dan intimidasi terhadap warga sipil
Dia menyebutkan Israel melancarkan semua kekejaman tersebut dengan menghilangkan harkat rakyat Palestina.
"Kita mungkin sudah dengar. Menteri-menteri Israel menyebut kami "binatang yang menyerupai manusia." Karena orang-orang biasa tidak bisa dibunuh dengan cara itu, harkat mereka harus dihilangkan," kata dia.
Zomlot, menarik perhatian banyak kalangan melalui serangkaian pernyataan serta kemunculannya di sejumlah saluran televisi Barat, seperti CNN dan BBC, mengecam upaya Israel dalam menggambarkan diri sebagai korban.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Palestina tuding Inggris biang keladi kekejaman Israel
Komentar