Disperindag Kepri sebut HET beras SPHP naik dampak El Nino

id Kepri,batam ,beras ,SPHP ,el nino,harga beras,Harga Eceran Tertinggi,Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan , Kementerian Pertanian,Kementan

Disperindag Kepri sebut HET beras SPHP naik dampak El Nino

Arsip foto - Seseorang menutuan karungan beras SPHP dalam kegiatan gerakan pangan murah yang dilaksanakan di Gudang Bulog Jakarta, Senin (1/4/2024). ANTARA/Harianto.

Batam (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepri menyebutkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) naik adanya dampak El Nino.

Kepala Disperindag Kepri Aries Fhariandi di Batam, Kamis mengatakan kenaikan harga beras sesuai dengan kebijakan Badan Pangan Nasional terkait relaksasi HET.

Ia menyampaikan sebelumnya beras medium dijual dengan harga Rp11.500, saat ini ada relaksasi HET menjadi Rp13.100 untuk wilayah Kepri dan lainnya.

"Relaksasi harga ini akan dievaluasi tanggal 31 Mei 2024 secara berkala. Ada suratnya terkait harga relaksasi HET beras premium maupun medium di seluruh Indonesia," kata Aries.

Ia mengatakan pasokan beras SPHP di Kepri mencukupi hingga 4 bulan mendatang.

"Stok Insya Allah 3 sampai 4 bulan ke depan bisa. Beras kita masuk dari Pulau Jawa," ujar dia.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kepri Wahyu Wahyudin mengatakan terkait aturan relaksasi HET beras SPHP agar tidak berlaku di Kepri, mengingat beras yang di pasok di wilayah tersebut mayoritas hasil impor.

"Kalau dari luar, kita tak ada PPN. Harusnya bisa murah di Kepri dengan didukung dengan kebijakan pemerintah pusat," kata Wahyu.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan dengan program pompanisasi yang dijalankan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan produktivitas pertanian dari El Nino, pihaknya optimistis mampu menyerap 600 ribu ton setara beras hingga akhir Mei 2024.

“Tahun ini semester satu mudah-mudahan kami akan lebih dari 600 ribu ton, harus optimis. Tetapi kita juga tahu kondisinya masih banyak yang harus kami cermati, ada kekeringan. Tetapi di sisi lain juga ada program Kementerian Pertanian dengan pompanisasi,” kata Bayu di Jakarta, Selasa.

Bayu berharap program pompanisasi yang dijalankan Kementerian Pertanian dengan sistem pengairan sawah melalui air yang disedot dari sungai menggunakan mesin pompa, bisa meningkatkan produksi beras dalam negeri.

“Kita lihat siapa tau itu (pompanisasi) akan memberikan hasil yang signifikan sehingga kami juga bisa melakukan pengadaan (beras dalam negeri) lebih banyak lagi,” ucap Bayu.

Baca juga: Bulog kirim 100 ton beras ke Natuna Kepri

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE