Balita di Tanjungpinang meninggal diduga akibat lambat dapat penanganan medis

id Dinkes tanjungpinang,kampung bugis,kepri

Balita di Tanjungpinang meninggal diduga akibat lambat dapat penanganan medis

Puskesmas Kampung Bugis, Tanjungpinang, Kepri. (ANTARA/Ogen)

Tanjungpinang (ANTARA) - Seorang anak bawah lima tahun (Balita) asal Kampung Bugis, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang bernama Febry Ayunindi (4) meninggal dunia diduga terlambat mendapatkan penanganan medis.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tanjungpinang Rustam mengatakan informasi meninggalnya pasien diterima dari pihak Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Raja Ahmad Tabib (RAT) diduga karena keterlambatan penanganan medis dan rujukan yang dikeluarkan oleh Puskesmas Kampung Bugis.

“Kami turut berduka cita, ikut merasakan kesedihan keluarga yang ditinggalkan ananda Febry. Semoga insiden yang tidak kita kehendaki bersama ini menjadi yang terakhir dan jadi bahan evaluasi bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat,” kata Rustam di Tanjungpinang, Kamis.

Rustam menjelaskan kondisi awal dan kronologis penanganan medis yang dilakukan Puskesmas Kampung Bugis kepada pasien Febry, mulai saat pasien datang hingga akhirnya harus dirujuk ke RSUP RAT.

Menurut Rustam pasien mulanya diantarkan orang tuanya ke Puskesmas Kampung Bugis dengan keluhan mencret, muntah-muntah, dan suhu tubuh 37,5 derajat, Rabu (5/3).

Pada pemeriksaan fisik awal, kondisi umum pasien masih sadar penuh dengan penanganan medis dilaksanakan melalui pemberian oralit, dan obat penurun panas dengan saran medis jika kondisi tidak membaik agar diperiksa kembali ke rumah sakit.

Lalu, sekitar pukul 14.00 WIB siang orangtua pasien kembali ke puskesmas karena kondisi pasien tidak membaik. Melihat kondisi pasien yang terlihat lemas, petugas puskesmas langsung mengarahkan ke IGD.

Berdasarkan pemeriksaan medis pada fisik pasien, diketahui terjadi penurunan kesadaran dan kejang. Petugas memberikan penanganan medis pemberian oksigen tiga liter per menit, obat kejang, dan obat demam. Sekitar pukul 14.20 WIB, kondisi pasien tidak kunjung membaik.

"Pihak Puskesmas terus memberikan penanganan medis, dan pukul 14.38 WIB petugas mencoba menghubungi RSUD Tanjungpinang, namun beberapa kali panggilan telepon tidak berhasil hingga puskesmas terus memberikan layanan medis,” ujar Rustam.

Selanjutnya, sekitar pukul 15.20 WIB Puskesmas Kampung Bugis dapat menghubungi RSUD Tanjungpinang dan menyampaikan keadaan pasien.

Setelah menunggu hasil pemeriksaan dokter anak, sekitar pukul 15.30 WIB RSUD Tanjungpinang menghubungi IGD Puskesmas Kampung Bugis dan mengarahkan agar pasien dirujuk ke RSUP RAT, sebab RSUD Tanjungpinang tidak memiliki CPAP atau alat bantu nafas.

Puskesmas Kampung Bugis kemudian mengalihkan penanganan lebih lanjut terhadap pasien ke RSUP Ahmad Tabib. Pihak puskesmas empat kali melakukan panggilan telepon ke RSUP RAT mulai pukul 15.31 WIB tapi tidak diangkat, dan baru bisa terhubung melalui panggilan telepon pada pukul 15.56 WIB.

"Saat itu, pihak RSUP RAT minta puskesmas mengirimkan keadaan pasien," ungkap Rustam.

Hingga pukul 16.33 WIB, Puskesmas Kampung Bugis masih terus melakukan penanganan medis kepada pasien, sebab RSUP RAT belum memberikan tanggapan karena masih harus menunggu balasan dokter spesialis anak.

Tidak kunjung menerima jawaban dari RSUP RAT, sekitar pukul 17.01 WIB tenaga medis Puskesmas Kampung Bugis kembali berinisiatif menghubungi RSUD Tanjungpinang.

Namun karena keterbatasan peralatan pendukung dan rentang jarak penanganan pasien yang lebih dekat ke RSUP RAT, pihak RSUD Tanjungpinang tetap menyarankan agar pasien dirujuk ke RSUP RAT.

Perasaan yang dirasakan keluarga pasien juga dirasakan oleh petugas medis Puskesmas Kampung Bugis. Khawatir, dan cemas.

Selanjutnya, pada pukul 17.19 WIB petugas medis kembali mengkonfirmasi RSUP RAT dan baru dibalas pada pukul 17.24 WIB dengan jawaban masih menunggu tanggapan dari dokter spesialis.

Pukul 17.37 WIB, pihak RSUP RAT mengirim pesan ke Puskesmas Kampung Bugis. Isi pesannya, menanyakan kesadaran pasien dan meminta kiriman video pasien.

Tak lama kemudian pasien dibawa menuju ke RSUP RAT menggunakan mobil ambulance, namun pasien diduga sudah meninggal saat masih dalam perjalanan ke rumah sakit.

Atas kejadian ini, Rustam mengaku tidak ingin mencari siapa yang harus disalahkan, namun ia mengklaim pihak Puskesmas Kampung Bugis sudah melakukan penanganan sesuai SOP.

Seluruh tindakan medis terekam, dan beberapa kali komunikasi ke RSUD dan RSUP RAT juga terekam.

"Kami turut berbela sungkawa. Selaku orangtua, saya juga merasakan kesedihan keluarga pasien,” ucap Rustam.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE