Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) bersama Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) fokus menurunkan stunting melalui peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 tahun 2025.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan perlu upaya lebih kuat dan masif dalam menekan stunting, mengingat saat ini prevalensi kasus stunting di daerah itu masih di angka 15 persen.
"Harapannya, kita bisa turunkan stunting di Kepri hingga satu digit (1-9) pada 2026," ujar Ansar usai membuka puncak peringatan Harganas Tingkat Provinsi Kepri di Aula Wan Seri Beni, Pulau Dompak, Tanjungpinang, Rabu.
Kendati demikian, Gubernur Ansar mengapresiasi BKKBN, instansi vertikal, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, swasta, serta seluruh komponen masyarakat atas capaian penurunan stunting di Kepri dari 2023 sebesar 16,8 persen, menjadi 15 persen pada 2024.
Jumlah stunting di Kepri tahun lalu masih di bawah prevalensi stunting nasional yang sebesar 19,8 persen.
"Apresiasi juga untuk BPS Kepri mendukung pendataan stunting secara baik agar kebijakan strategis mengurangi bahkan menghilangkan stunting bisa dilakukan secepatnya," ungkap Ansar.
Ansar mengajak semua pihak terkait bersama-sama memerangi stunting guna mewujudkan Indonesia Emas 2045 tanpa stunting.
Menurut Ansar orang dengan stunting pasti produktivitasnya rendah, sehingga ikut menghasilkan kemampuan dan ekonomi rendah, maka terjadilah lingkaran setan kemiskinan yang tak ada habis-habisnya.
"Mudah-mudahan kita bisa turunkan stunting ke angka lebih rendah," ucap Ansar.
Kepala Perwakilan BKKBN Kepri Rohina menyampaikan keberhasilan penurunan stunting 2024 berkat kerja sama semua stakeholder terkait.
Pihaknya terus berupaya maksimal memerangi stunting melalui berbagai program baru, salah satunya Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), merupakan gerakan bantuan bagi keluarga berisiko stunting (KRS) melalui kepedulian para pihak sebagai orangtua asuh.
Program ini melibatkan gotong-royong masyarakat sebagai orangtua asuh yang memberikan bantuan kepada keluarga berisiko stunting, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
“Hal ini dilaksanakan secara mandiri oleh mitra yang difasilitasi penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB) atau kader BKKBN,” ujar Rohina.
Peringatan Harganas 2025 juga disejalankan dengan pemberian bantuan Genting bagi lima keluarga berisiko stunting berupa makanan bernutrisi.
Komentar