Pakar sebut tren mobil listrik di 2026 tak segairah 2025

id mobil listrik,kendaraan listrik,penjualan mobi;,gaikindo

Pakar sebut tren mobil listrik di 2026 tak segairah 2025

Ilustrasi: Pengisian mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Rest Area KM 10.6 Jagorawi, Cibubur, Cipayung, Jakarta Timur. ANTARA/Siti Nurhaliza

Jakarta (ANTARA) - Penerimaan kendaraan listrik masyarakat Tanah Air dari tahun ke tahun terus menunjukkan tren yang positif dan pada 2025 merupakan tonggak penting dalam pertumbuhan kendaraan ramah lingkungan tersebut.

Dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermoto Indonesia (Gaikindo), penerimaan kendaraan listrik di Indonesia telah mencapai 55.225 unit sepanjang Januari sampai dengan September 2025.

Pakar Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat, mengatakan tren peningkatan yang cukup drastis, cukup sulit untuk terjadi kembali pada 2026 karena terdapat beberapa faktor.

“Tampaknya, pertumbuhan industri EV (Electric Vehicle) di tahun 2026 tidak akan semasif lonjakan di akhir 2025. Apalagi jika skema insentif fiskal berbasis impor mulai dikurangi dan diarahkan hanya ke produksi lokal,” kata Yannes.

Menurut dia, tahun 2026 menjadi fase konsolidasi yang keras, dimana pertumbuhan volume total melambat karena tekanan kenaikan harga BEV, terutama model CBU, yang berpotensi kembali menghantam middle class yang sangat sensitif harga di tengah ekonomi makro yang belum akselerasi.

Meski demikian, lanjutnya, tren ini bakal menjadi langkah awal persaingan fundamental yang lebih sehat. Dengan begitu pasar akan didorong oleh BEV berharga terjangkau dari Agen Pemegang Merek (APM) yang benar-benar menanamkan investasi dan menaikkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

“Sementara pemain yang hanya mengandalkan impor tanpa komitmen lokalisasi akan semakin tertekan dan perlahan tersisih dari segmen volume,” ujarnya.

Momentum ini juga memiliki dampak yang baik bagi para pemain Jepang, yang sudah sangat mengenal pasar otomotif Tanah Air. Dengan tidak lagi adanya dukungan dari pemerintah seperti saat ini, pada 2026 pemain Jepang justru makin subur.

“Tanpa dukungan insentif yang selebar hari ini, segmen HEV Jepang justru berpeluang makin subur sebagai pilihan rasional, karena ditopang jejaring after-sales yang kuat dan persepsi risiko yang lebih rendah di mata konsumen,” ucapnya.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar: Tren mobil listrik sedikit kurang bergairah tahun depan

Pewarta :
Editor: Laily Rahmawaty
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE