Batam (Antara Kepri) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperingatkan ancaman ledakan angka kelahiran (baby boom) di Kepri karena tingginya pendatang untuk mencari pekerjaan dan membangun keluarga.
"Pendatang ke Kepri terutama Batam, Tanjungpinang rata-rata lulus SMA. Mereka kerja dan membangun keluarga di Batam," kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) BKKBN Pusat Sudibyo Alimoeso di Batam, Rabu.
Ia mengatakan, jika pasangan usia subur (PUS) yang tinggi tidak diedukasi secara baik maka tinggal menunggu waktu hingga terjadi ledakan penduduk dari kelahiran.
"Ini harus mendapat perhatian serius. Kalau edukasi berjalan, bisa menghasilkan generasi yang baik di Batam dan angka kelahiran tidak akan besar," kata dia.
Selama ini, kata dia, pertumbuhan penduduk di Kepri sebenanya lebih besar dipengaruhi dari perpindahan.
Untuk angka kelahiran, kata dia, rasio pertumbuhan dari kelahiran sudah 2,1 persen. Atau satu pasangan rata-rata hanya memiliki dua anak saja.
Secara keseluruhan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana mengatakan berdasarkan survei sudah 98 persen pasangan usia subur mengetahui tentang keluarga berencana namun masih banyak enggan ber-KB.
Ia mengatakan hal tersebut harus dicegah dengan program generasi berencana (genre) pada perusahaan, sekolah, organisasi kepemudaan.
"Pada 2014 ini BKKBN juga sudah mendeklarasikan tiga pilar yaitu Kependudukan, KB dan kesehatan reprosuksi, serta pembangunan kependudukan. Selain mencegah baby boom, juga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga," kata Sudibyo.
Ia mengatakan, tiga pilar tersebut sudah mencakup penanganan keluarga dalam bina keluarga balita, remaja, lansia dan rentan dan pemberdayaan ekonomi keluarga.
Pada 2013, BKKBN Kepri mencatat peserta KB baru tercapai 61.300 orang. Namun, jumlah mayoritas peserta KB baru masih menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek seperti pil, suntik, dan kondom. (Antara)
Editor: Rusdianto
Komentar