Batam (Antara Kepri) - Penyebaran penduduk yang tidak merata antara pulau utama dengan pulau-pulau penyangga di Kota Batam Kepulauan Riau menimbulkan banyak masalah sosial dan ekonomi yang perlu segera diselesaikan.
"Permasalahan kependudukan antara lain pengendalian pertumbuhan penduduk dan pemerataan penyebaran penduduk, di mana sekitar 90 persen penduduk di Kota Batam berdomisili di 'mainland'," kata Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan di Batam.
Masalah kependudukan itu menimbulkan lima masalah sosial seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan serta masalah ekonomi dan ketenagakerjaan.
Ketidakmerataan sebaran penduduk membuat pemerintah kesulitan memastikan persamaan kualitas pendidikan di pulau utama dan pulau-pulau penyangga.
Hampir semua fasilitas pendidikan dengan kualitas baik berada di pulau utama yang sulit dijangkau warga yang tinggal di pulau penyangga.
"Masalah pendidikan, yaitu pembangunan dan rehabilitasi SD, SMP dan SMA, SMK, pembangunan Balai Latihan Kerja dan pembangunan perpustakaan daerah," katanya.
Ketidakmerataan penduduk juga berimplikasi pada sulitnya menyamakan fasilitas pendidikan antara pulau utama dengan pulau-pulau penyangga.
Untuk mengatasi masalah itu, pemerintah kota menerapkan kebijakan agar seluruh puskesmas di pulau penyangga dilengkapi dengan fasilitas rawat inap.
"Masalah kesehatan yaitu penyediaan puskesmas rawat inap, alat kesehatan dan tenaga medis guna mendukung pemantapan pelaksanaan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan," ujarnya.
Untuk memastikan kesejahteraan yang merata antara warga di pulau utama dan pulau penyangga, Pemkot menjalankan program pembangunan rumah tidak layak huni dan peningkatan ekonomi masyarakat miskin serta pemberian beasiswa miskin dan lain-lain.
Sementara untuk mengatasi masalah ekonomi, pemerintah mencoba memberdayakan ekonomi masyarakat dengan menyediakan modal dan peningkatan Sumber Daya Manusia bagi Usaha Menengah Kecil dan koperasi. (Antara)
Editor: Rusdianto
Komentar