Karimun (Antara Kepri) - Jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau pada semester pertama 2017 menurun 10,175 persen bila dibandingkan periode yang sama pada 2016.
"Ini akibat pengaruh isu-isu nasional bahkan internasional yang sempat mempengaruhi kunjungan wisata," kata Kepala Seksi Atraksi Promosi Kerja Sama Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karimun, Benny Yudishtira di Tanjung Balai Karimun, Jumat.
Ia mencatat, kunjungan wisman dari Januari hingga Mei 2016 sebanyak 43.379 orang, sementara pada periode yang sama 2017 turun menjadi 38.965 orang.
Isu terjadinya aksi teror di Kepri beberapa waktu lalu membuat beberapa pihak menjadi cemas. Apalagi rumor itu merambah hingga ke mancanegara sehingga membuat kunjungan wisata ke provinsi yang kaya akan destinasi wisata menjadi menurun.
"Selain isu teroris yang sempat terjadi di Kepri kemarin, pertumbuhan ekonomi di negara mereka juga menjadi salah salah satu penyebab berkurangnya para wisatawan asing ke Karimun," kata Benny.
Padahal, jumlah kegiatan pariwisata yang diselenggarakan tahun ini sama dengan tahun lalu.
Menurunnya industri di kabupaten maritim itu disinyalir juga menjadi penyebab menurunnya jumlah kedatangan pelancong.
Beberapa perusahaan besar yang beroperasi di Karimun menyerap tenaga kerja asing dan mempengaruhi kedatangan wisman ke sana.
"Pada saat mereka libur kerja, tentu mereka jalan-jalan, belanja dan lain sebagainya," katanya.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pariwisata Karimun, Syuryaminsyah mengatakan menurunnya kunjungan wisatawan akibat masih belum maksimalnya pengelolaan potensi destinasi wisata.
Pembangunan infrastruktur juga masih minim dan harus dibenahi agar dapat menarik minat kunjungan para wisman.
"Kami juga enggak bisa beranggapan, karena ini lah, karena itu lah. Kami juga harus berbenah diri, sehingga kunjungan wisatawan ke Karimun menjadi meningkat," katanya.
Pria yang akrab disapa Wak Min ini juga tidak menafikan, beberapa kegiatan unggulan pariwisata yang ditunda akibat defisit anggaran turut menyebabkan penurunan kunjungan pelancong.
"Banyak juga kegiatan kami yang tidak dapat dilaksanakan akibat kemampuan keuangan daerah," ujarnya.
Meskipun demikian, pihaknya terus berupaya menggelar beberapa kegiatan yang menampilkan kesenian khas Melayu pada festival-festival yang diselenggarakan pemerintah daerah dan pemerintahan provinsi.
"Tujuannya untuk menarik kembali minat wisman tersebut, ya memang tidak masimal," katanya. (Antara)
Editor: Rusdianto
Komentar