Natuna (ANTARA) - Warga Desa Kelanga, Kecamatan Bunguran Timur Laut Kabupaten Natuna, Sabtu dikejutkan dengan ditemukannya bangkai seekor hewan laut dengan panjang kurang lebih 12 meter terdampar di sekitar pantai kawasan Pulau Sahi, oleh warga bangkai besar itu disebut Gajah Mina.
"Iya tadi pagi warga kami temukan bangkai Gajah Mine terdampar di belat (alat tangkap ikan) warga," kata Andi Toni warga Kelanga kepada Antara.
Bangkai hewan yang menyerupai paus tersebut diyakini warga sebagai bangkai Gajah Mine.
Gajah Mine merupakan mahluk penghuni laut dan ditakuti warga setiap kemunculannya. Mitos tetang keberadaan dan keganasan Gajah Mine masih berkembang hingga saat ini di tengah masyarakat.
"Bukan paus bang, tetapi Gajah ‘Mine’, itu tampak jelas ada gadingnya," kata Toni dalam dialek Melayu tempatan.
Saat ini menurut Toni, warga telah melaporkan temuan tersebut kepada pihak kepolisan untuk diteliti lebih lanjut atas temuan tersebut.
Mitos tentang keberadaan Gajah Mine di Natuna masih menjadi perdebatan banyak pihak atas kebenaran adanya mahkluk tersebut, namun kepercayaan tersebut masih melekat hingga kini di tengah masyarakat bahwa mahkluk tersebut benar-benar nyata keberadaannya.
Hingga Sabtu petang, bangkai yang diyakini Gajah Mine tersebut masih dibiarkan tersangkut di Belat milik warga.
Sementara, pencinta satwa langka, peneliti ikan wilayah WPP 711 dan juga sebagai penggiat konservasi laut di Natuna mengatakan bahwa bangkai yang ditemukan warga tersebut adalah bangkai Ikan Paus.
"Jelas dari kulit dan rahangnya serta ekor bisa kita pastikan itu ikan paus", kata Syamsul Bahri, S. Kel.
Selain itu, ia juga membandingkan contoh sebelumnya atas temuan serupa dilokasi yang sama saat ini telah dikoleksi kerangka paus tersebut di Alif Stone Park.
"Itukan sama kalau kita liat dengan yang di Alif Stone" kata Syamsul.
Karena itu Ia sangat menyakini apa yang ditemukan warga tersebut adalah bangkai paus.
Selain itu, Ia juga menduga matinya paus tersebut bisa jadi karena adanya pencemaran laut, pengaruh pembuangan limbah minyak, suhu air laut dan banyak kemungkinan lainnya.
"Kalau dilihat corak kulitnya itu jenis paus kepala busur, cuma kenapa bisa sampai hingga ke Natuna bisa jadi sedang migrasi karena habitatnya di laut dalam", kata Syamsul.
Komentar