Gaza (ANTARA) - Staf medis Rumah Sakit Al-Shifa yang mengalami krisis bahan bakar di Jalur Gaza utara, terpaksa merawat tiga hingga empat bayi baru lahir di dalam satu inkubator untuk membantu pemulihan bayi prematur, ungkap dokter di wilayah kantong Palestina itu kepada RIA Novosti.
Sekitar 17.000 bayi lahir di Jalur Gaza pada paruh pertama 2025, menurut statistik. Satu dari 10 bayi lahir prematur atau dengan kondisi kekurangan berat badan.
Rumah sakit sudah berjuang menghadapi krisis akut susu formula bayi, bahan bakar, suku cadang generator, peralatan medis serta tenaga medis.
Juru bicara utama Kementerian Kesehatan Gaza, Zahir al-Wahidi mengungkapkan kepada RIA Novosti bahwa para dokter di Gaza harus menempatkan sejumlah bayi dalam satu inkubator demi menghemat energi.
Baca juga: Kepala RS lapangan Gaza diculik pasukan Israel
"Jumlah bahan bakar yang dipasok ke rumah sakit di Jalur Gaza setelah berkoordinasi dengan organisasi internasional sangat kurang. Staf harus menempatkan tiga atau empat bayi dalam satu inkubator," katanya.
Al-Wahidi mengatakan jumlah bayi prematur yang belum pernah terjadi sebelumnya menjadi akibat dari perang Israel di Gaza lantaran sebagian besar Ibu hamil berhimpit di tenda pengungsian dalam kondisi yang memprihatinkan, terpapar pemboman, dan kekurangan makanan serta air bersih.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hanya tersedia 2.000 tempat tidur rumah sakit di daerah kantong yang dihuni sekitar 2 juta jiwa tersebut dan hanya sebagian yang beroperasi.
Sumber: Sputnik-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hemat energi, dokter Gaza terpaksa rawat empat bayi di satu inkubator

Komentar