Ini tips supaya anak tidak takut disunat

id sunat,khitan,sirkumsisi

Ini tips supaya anak tidak takut disunat

Tiga bocah berada di depan pintu ruang khitan, saat mengikuti khitanan massal di Aviation Security Bandara Internasional Juanda Surabaya, di Sidoarjo, Minggu (24/2). Khitanan massal yang diikuti warga sekitar Bandara Internasional Juanda tersebut, dalam rangka HUT Ke-46 Angkasa Pura selaku pengelola Bandara Internasional Juanda Surabaya. (ANTARAFOTO/Eric Ireng)

Sekarang informasi sunat banyak di media sosial, orangtua bisa memilih video edukasi sunat biar tahu prosesnya
Jakarta (ANTARA) - Proses khitanan atau sunat untuk anak laki-laki tidak selalu berjalan lancar karena terkesan menyeramkan untuk anak lelaki. Saat menghadapi anak-anak yang takut disunat, para orang tua juga tidak perlu panik, melainkan harus mampu mengedukasinya.

Rasa takut anak-anak itu, salah satunya disebabkan cerita masa lalu. Kisah para orang tua dahulu, sebelum ada teknologi laser, memang menakutkan. Dahulu, sebelum teknologi dikenal, rata-rata anak lelaki disunat saat libur sekolah, dengan pertimbangan proses pemulihan bisa memakan waktu lebih dari sepekan. Kondisi sekarang tentu berbeda dengan standar masa lalu, yang identik dengan rasa sakit dan momok menyeramkan. 

Dokter Spesialis Bedah Saraf dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf sekaligus pendiri Rumah Sunat dr. Mahdian, dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS di Jakarta, Senin, mengatakan, saat ini, tersedia fasilitas kesehatan untuk khitatan secara mudah, cepat dan nyaris tanpa rasa sakit. Di Klinik Sunat dr. Mahdian, contohnya menggunakan teknologi sunat atau sirkumsisi dengan metode laser yang prosesnya memakan waktu tiga menit, tanpa jahitan, tanpa rasa sakit sehingga meminimalisir pendarahan. Metode sunat laser yang diklaim pertama di Indonesia ini menggunakan teknologi Optical Microwave Amplification by the Stimulated Emission of Radiation (MASER) dari Jerman. Teknologi mutakhir membuat anak yang disunat bisa beraktivitas secara normal lebih cepat. Anak yang baru disunat juga harus menjaga kebersihan agar luka khitan lekas sembuh dan tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan yang dapat menimbulkan benturan pada penis. "Tak perlu dijahit, sunat kini bisa dilakukan tanpa menunggu libur karena pemulihan lebih cepat," katanya.

Namun para orang tua dapat melihat sendiri metode menyunatan anak yang digunakan sekarang melalui media sosial. Itu dapat disampaikan kepada anak-anak sebelum disunat karena tidak ada yang perlu dikhawartirkan. Anak-anak hanya membutuhkan semangat dan edukasi yang diberikan orang tuanya agar proses khitanan berjalan lancar. Orang tua wajib mempersiapkan mental anak-anak untuk menjalani khitatan hingga kelak buah hati ingin melakukannya atas kesadaran diri sendiri. Hal yang tidak kalah penting untuk disampaikan yakni khitanan bukan hanya wajib dari sisi agama, melainkan bermanfaat bagi kesehatan sehingga perlu dilakukan. "Sekarang informasi sunat banyak di media sosial, orang tua bisa memilih video edukasi sunat biar tahu prosesnya," ujar Mahdian, yang memiliki 31 cabang klinik sunat di berbagai kota.

Menurut dia, Indonesia memiliki kemiripan dengan Malaysia soal usia yang tepat menyunat anak. Mayoritas anak usia 5-13 tahun di dua negara ini disunat. Kondisi ini, menurut dia berbeda dengan apa yang terjadi di negara barat, yang biasanya proses khitan dilakukan saat masih bayi. Bahkan saat warga di negara barat sudah berusia dewasa baru disunat demi alasan kesehatan. 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tips mempersiapkan anak agar tak takut dikhitan

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE