Tanjungpinang (ANTARA) - Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Agung Dhamar Syakti mendorong pengembangan produk komoditas lokal, seperti sagu, untuk memperkuat ketahanan pangan.
"Dalam perspektif kami, Kepri bisa mengembangkan agromaritim, yaitu pertanian berkarakteristik kepulauan, salah satunya sagu," kata Rektor UMRAH di Tanjungpinang, Jumat.
Ia menyebut sagu merupakan jenis produk yang memiliki nilai glikemik rendah, sehingga dapat membantu pasien diabetes untuk mengurangi kadar gula dalam darah.
Menurutnya, sebatang pohon sagu atau rumbia bisa menghasilkan tepung sagu hingga ratusan kilogram. Tepu sagu kemudian dapat diolah menjadi berbagai produk makanan jadi, misalnya kue dan mi sagu.
Ia optimistik produk sagu tersebut bisa menjadi alternatif pasokan pangan pengganti masyarakat, selain makanan pokok berbahan baku beras atau nasi.
"Jadi, sagu dapat diandalkan guna memperkuat diversifikasi pangan di tengah ancaman krisis pangan dunia," ujarnya.
Oleh karenanya, Agung menyebut daerah-daerah penghasil sagu di Kepri, seperti Kabupaten Lingga, harus terus didukung dan ditingkatkan produktivitasnya.
Ia juga menyarankan pemerintah daerah di Kepri mengoptimalkan potensi sagu melalui program budi daya, pascapanen, membangun industri, hingga pemasaran ke konsumen.
Ia optimistis produk sagu dan turunannya, apabila dimanfaatkan dengan baik, maka Indonesia, khususnya Kepri, mendapatkan nilai plus dari sagu sebagai bahan pangan maupun mendatangkan devisa bagi negara.
"Meski Kepri terdiri dari 96 persen laut, dan hanya empat persen daratan, namun tanaman sagu masih sangat potensial dikembangkan dengan memanfaatkan lahan yang ada," ujar dia.
Selain itu, ia mendorong Dinas Pertanian Provinsi Kepri sampai kabupaten/kota memperbanyak program-program pelatihan, sebagai upaya menggalakkan masyarakat agar giat menanam tanaman pangan dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional.
"Misalnya, warga didorong tanam sayur atau cabai, minimal dapat memenuhi kebutuhan sendiri. Jadi, tidak terlalu bergantung dengan pasar," demikian Agung.
Komentar