Tanjungpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad meminta orang tua mengawasi pergaulan anak-anaknya guna mencegah aktivitas negatif yang belakangan marak terjadi di kalangan remaja, salah satunya perang sarung saat Ramadhan.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyebut perang sarung berpotensi menimbulkan korban hingga tawuran yang lebih luas, sehingga bisa mengganggu kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat saat Ramadhan.
"Saya heran, anak-anak itu belajar dari mana perang sarung. Terlalu kreatif, tapi di sisi lain cukup berbahaya bagi keselamatan mereka," katanya di Tanjungpinang, Senin.
Ia menyarankan orang tua agar mengarahkan anak-anak mereka untuk memperbanyak amal saleh saat Ramadhan, seperti mendengar tausiah, membaca Al Quran, dan shalat berjamaah di masjid.
Ia juga mengimbau Dinas Pendidikan melalui masing-masing satuan pendidikan berperan aktif mengontrol kegiatan siswa dan siswi agar tidak terlibat perang sarung.
Perang sarung merupakan jenis tawuran yang memakai alat berupa kain sarung yang diikat pada bagian ujungnya, yang diisi dengan batu, gir motor, atau senjata tajam yang biasanya dilakukan pada Ramadhan.
"Bayangkan, kalau sarung itu diisi dengan batu atau senjata tajam, otomatis bisa melukai anak-anak kita. Sebelum itu terjadi, perlu dilakukan upaya pencegahan bersama," ujar Ansar.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kepri Andi Agung menyatakan seluruh satuan pendidikan telah membentuk badan penanganan pencegahan dan kekerasan (BPPK) dengan tujuan, antara lain mengontrol sekaligus mencegah anak-anak melakukan perang sarung saat Ramadhan.
Ia meminta BPPK memberikan sanksi disiplin bagi siswa dan siswi yang terlibat perang sarung, seperti membersihkan kamar mandi sekolah hingga shalat berjamaah di masjid.
Sejauh ini, pihaknya sudah menerima laporan kejadian perang sarung di Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang. Selain melibatkan pelajar, ada pula anak-anak lulusan SMA yang terlibat perang sarung.
"Kita sudah minta BPPK berkoordinasi dengan kepolisian untuk mencegah perang sarung," ujar dia.
Di Kabupaten Bintan, aparat kepolisian setempat mengamankan tujuh remaja usia 15-17 tahun yang melakukan perang sarung di Kampung Sari Mulyo, Kelurahan Sungai Lekop, Kecamatan Bintan Timur Kabupaten, Sabtu (16/3) malam.
Polisi menemukan sarung yang sudah diikat dan dililit, bahkan ada sebagian sarung sudah diisi batu untuk alat perang sarung
Mereka diamankan di Polsek Bintan Timur guna pembinaan. Mereka harus membuat pernyataan tertulis tidak melakukan perang sarung. Saat waktu imsak, tujuh remaja tersebut dipulangkan ke rumah orang tua masing-masing.
"Tindakan ini kita ambil untuk melindungi anak-anak dari bahaya perang sarung, tapi kalau mereka mengulangi perbuatan serupa, akan kita tindak tegas," kata Kasi Humas Polres Bintan Iptu Missyamsu Alson.
Berita Terkait
Pemkot Batam targetkan memfasilitasi 200 sertifikasi halal produk UMKM
Senin, 22 April 2024 16:12 Wib
Dompet Dhuafa gandeng Pemkab Natuna untuk salurkan zakat fitrah ke asnaf
Rabu, 10 April 2024 14:44 Wib
Sekjen PBB prihatin banyak Muslim tidak bisa rayakan Idul Fitri
Rabu, 10 April 2024 14:09 Wib
1,2 juta kendaraan telah meninggalkan Jabotabek
Selasa, 9 April 2024 14:04 Wib
Polres Natuna pastikan arus mudik lebaran Idul Fitri masih terpantau lancar
Minggu, 7 April 2024 17:13 Wib
Presiden Mesir: Mesir akan berupaya akhiri permusuhan di Gaza
Minggu, 7 April 2024 14:31 Wib
Sebanyak 115 anggota parlemen Prancis minta Macron hentikan penual senjata ke Israel
Sabtu, 6 April 2024 14:13 Wib
BP Batam bagikan sembako kepada masyarakat Rempang
Jumat, 5 April 2024 10:06 Wib
Komentar