Kementan RI rutin pantau perkembangan tanaman jagung di Bintan

id BSIP Kepri,kementan ri, kepri, bintan timur, bintan, lancang kuning, badan standarisasi instrumen pertanian,bsip,penanaman jagung,pertanian

Kementan RI rutin pantau perkembangan tanaman jagung di Bintan

Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Provinsi Kepri memantau perkembangan tanaman jagung pada fase reproduktif di Desa Lancang Kuning, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Minggu (3/11/2024). (ANTARA/HO-BSIP Kepri)

Tanjungpinang, Kepri (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) rutin memantau perkembangan tanaman jagung pada fase reproduktif di Desa Lancang Kuning, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan.

Kepala BSIP Kepri Ahmad Tohir Harahap mengatakan, perkembangan tanaman jagung pada kegiatan perbenihan jagung terstandar kelas benih pokok yang dilaksanakan bersama kelompok tani milenial kreatif di kawasan itu telah berumur 70 hari setelah tanam (HST). Berdasarkan umurnya, saat ini tanaman jagung berada pada fase R3 atau yang sering disebut fase masak susu.

"Fase ini terbentuk 18-22 hari setelah silking atau munculnya rambut dari dalam tongkol yang terbungkus kelobot. Biasanya mulai dua sampai tiga hari setelah tasseling atau berbunga jantan," kata Tohir di Bintan, Minggu.

Pada fase ini, kata dia, pengisian biji yang semula dalam bentuk cairan bening berubah seperti susu. Akumulasi pati pada setiap biji sangat cepat, di mana warna biji sudah mulai terlihat bergantung pada warna biji setiap varietas dan bagian sel pada endosperm sudah terbentuk lengkap.

Menurutnya, kekeringan pada fase R1-R3 dapat menurunkan ukuran dan jumlah biji yang terbentuk.

"Oleh karena itu, kecukupan air yang tersedia untuk tanaman jagung pada fase ini sangat penting," ujarnya.

Baca juga: Pemkot Batam beri insentif ke kelompok tani agar mandiri

Tohir menyampaikan kondisi cuaca di Desa Lancang Kuning dan sekitarnya dalam 12 hari berturut-turut tidak terjadi hujan sempat meresahkan petani. Ketersediaan air pada fase pengisian biji sangat penting untuk menentukan ukuran dan jumlah biji pada tongkol jagung.

Beruntung, lanjut dia, varietas jagung yang dibudidayakan di daerah itu juga memiliki keunggulan tersendiri dalam merespon kekeringan, yaitu varietas Jakarin 1.

"Varietas ini memiliki keunggulan toleran terhadap kondisi cekaman kekeringan pada fase menjelang berbunga sampai panen dan pemupukan N rendah, sehingga masih mampu tumbuh baik di lahan marginal seperti di Pulau Bintan ini,” ungkapnya.

Lanjut Tohir menyampaikan hujan yang mengguyur lahan perbenihan jagung pada awal November cukup memberikan angin segar bagi petani.

“Harapannya, dalam masa fase reproduktif berikutnya hingga sebelum masak fisiologis (R4-R5) kebutuhan air untuk perkembangan jagung tercukupi, sehingga biji terbentuk sempurna untuk mendapatkan produksi benih jagung yang optimal,” demikian Tohir.

Baca juga: Pemkot Batam galakkan penanaman cabai di daerah 3T

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE