Natuna (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Natuna Kepulauan Riau mengajak masyarakat untuk menjaga keseimbangan alam di wilayah setempat.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Natuna Harmidi saat dikonfirmasi dari Natuna Kamis mengatakan, menjaga keseimbangan alam bisa dilakukan dengan menggunakan sumber daya alam sesuai kebutuhan, menjaga habitat makhluk hidup, melakukan analisis dampak lingkungan dengan baik dan benar sebelum memulai pekerjaan, memilih produk ramah lingkungan dan hal lainnya.
Ia menyebutkan, dinasnya telah mencoba melakukan hal-hal demikian, seperti menanam pohon produksi, menanam terumbu karang, dan hal lainnya.
"Kita galakkan menanam tumbuhan produksi yang dikonsumsi oleh hewan," katanya.
Ia menjelaskan, saat ini sebagian habitat hewan di Natuna bermasalah, kondisi demikian membuat hewan terpaksa keluar dari habitatnya untuk mencari makan.
Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak memberikan makanan secara sembarangan kepada hewan, sebab hal demikian bisa mengganggu kesehatan, dan menghilangkan sifat hewan sebagai makhluk mandiri.
"Kita lihat di Pering -Kecamatan Bunguran Timur- banyak monyet di pinggir jalan, jika kita kaji lebih dalam pasti ada masalah dengan habitatnya, makanya mereka keluar," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Natuna tanam 600 terumbu karang di lokasi geosite
Ia menerangkan, sejumlah makhluk hidup di Natuna mulai berkurang, bahkan ada yang terancam hilang, hal ini bukan hanya semata karena habitat mereka yang rusak melainkan adanya pemburuan besar-besaran di masa lalu.
"Seperti kupu-kupu, labi-labi, sudah mulai berkurang, saat ini Kekah yang merupakan hewan yang hanya ada di Natuna juga demikian, sekarang diperkirakan jumlahnya tidak lagi mencapai 500.000," katanya.
Ia menjelaskan, Kekah merupakan hewan yang sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, oleh karena itu habitat mereka harus dijaga.
"Kita pernah memindahkan Kekah dari satu tempat ke tempat yang lain, Kekah yang baru dipindah stres, tidak mau bergabung dan Kekah lainnya juga tidak mau mendekati," katanya.
Hal terbaru yang membuktikan habitat makhluk hidup di Natuna bermasalah yakni, adanya masyarakat yang diterkam oleh buaya di permukiman, masuknya ular piton ke permukiman hingga ke dalam rumah.
"Bisa jadi makanan mereka sudah habis, jadi mereka berupaya untuk mencari di tempat lain," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkar) Kabupaten Natuna, Syawal.
Baca juga: Pemkot Batam berupaya mewujudkan tata ruang ramah lingkungan
Berita Terkait
ASDP Kota Batam siapkan 18 kapal untuk angkutan akhir tahun
Selasa, 3 Desember 2024 18:10 Wib
Pemprov Kepri kaji konversi pompong penambang listrik di Pulau Penyengat
Selasa, 3 Desember 2024 17:34 Wib
Rutan Kelas I Tanjungpinang panen ikan nila
Selasa, 3 Desember 2024 17:21 Wib
Polda Kepri tangkap pelaku ITE yang gunakan foto pejabat TNI-Polri
Selasa, 3 Desember 2024 17:11 Wib
Dishub Batam pasang alat bantu penyeberangan, mudahkan pedestrian
Selasa, 3 Desember 2024 17:00 Wib
Dispora Batam laksanakan 7 kegiatan promosi kesehatan dan seni
Selasa, 3 Desember 2024 15:49 Wib
Pemkot Batam: Penyandang disabilitas miliki peluang berkarir
Selasa, 3 Desember 2024 14:49 Wib
Ular sepanjang 5 meter masuk rumah warga di Natuna
Selasa, 3 Desember 2024 14:42 Wib
Komentar