Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan (DKP2KH) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Rika Azmi mengatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyasar dua kelompok utama, yakni peserta didik dan non-peserta didik.
"Peserta didik meliputi siswa PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, pesantren dan pendidikan khusus. Sementara kelompok non-peserta didik, terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui dan balita," kata Rika di Tanjungpinang, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa program MBG merupakan salah satu implementasi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menitikberatkan pada pembangunan sumber daya manusia melalui kesehatan, teknologi, pendidikan dan program MBG.
Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan status gizi masyarakat, tetapi memberikan dampak ekonomi seperti penciptaan lapangan kerja, pengurangan beban penduduk miskin dan pemanfaatan bahan pangan lokal untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku UMKM.
"Di sektor pendidikan, program ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi, partisipasi dan kehadiran siswa, serta mengurangi angka putus sekolah," ujarnya.
Rika menyampaikan bahwa peran pemerintah daerah dalam pelaksanaan program MBG sangat strategis. Pemerintah daerah bertanggung jawab mendukung pembangunan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPTG), mempercepat perizinan pendirian kantor perwakilan dan satuan pelayanan, memutakhirkan data kelompok sasaran, serta menyusun kebijakan penyelenggaraan program di tingkat lokal.
Pemerintah daerah juga berperan dalam pemberdayaan petani, peternak dan nelayan lokal untuk memastikan ketersediaan pangan bergizi.
"Selain itu, kami juga bertugas melakukan pengukuran antropometri, sertifikasi higienis dan inspeksi kesehatan lingkungan di satuan pelayanan,” ujar Rika.
Rika memaparkan pada 2025, Badan Gizi Nasional (BGN) menargetkan pembentukan 5.000 satuan pelayanan di seluruh Indonesia, di mana 253 di antaranya berada di Kepri. Meliputi, Kabupaten Bintan direncanakan memiliki 22 satuan pelayanan, Karimun 32, Anambas 19, Lingga 33, Natuna 19, Tanjungpinang 19 dan Batam 109.
Jumlah satuan pelayanan ini diusulkan berdasarkan kondisi geografis Kepri yang unik, termasuk banyaknya wilayah terpencil.
"Model pelayanan di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) juga akan disesuaikan dengan kebutuhan setempat," ungkapnya.
Lanjutnya mengutarakan pelaksanaan program MBG akan dilakukan secara bertahap, dengan target capaian 19 persen pada 2025, 40 persen 2026, 60 persen 2027, 80 persen 2028 dan selesai 100 persen 2029.
Khusus di Kepri pada 2025, program ini ditargetkan menyasar sekitar 98.068 dari 516.149 orang peserta didik, termasuk siswa PAUD, TK, dan SD sebagai prioritas utama.
"Semoga pada 2029, program makan bergizi gratis di Kepri dengan 516.149 orang peserta didik selesai sesuai target yang telah ditetapkan," ucapnya.
Rika turut menambahkan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah dan masyarakat dalam keberhasilan program ini, karena MBG tidak hanya meningkatkan gizi masyarakat tapi juga membangun kesadaran akan pentingnya pola makan sehat, sekaligus mendukung perekonomian lokal.
Komentar