Pertamina masifkan penggunaan QR Code pembelian BBM bersubsidi di Kepri

id kepri,batam ,bbm ,pertalite,subdisi,Qr code,subsidi pertalite

Pertamina masifkan penggunaan QR Code pembelian BBM bersubsidi di Kepri

Area Manager Communication, Relation, & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Susanto August Satria (ANTARA/Jessica)

Batam (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) memasifkan penggunaan QR Code untuk pembelian BBM subsidi jenis Pertalite di wilayah Kepulauan Riau (Kepri).

Area Manager Communication, Relation, & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Susanto August Satria di Batam, Selasa mengatakan dengan menerapkan hal itu guna memastikan penyaluran BBM subsidi lebih tepat sasaran dan menghindari penyelewengan.

Hingga saat ini, sebanyak 159.000 kendaraan di Kepri sudah mendaftar program Subsidi Tepat Pertalite.

“Bukan cuma untuk Pertalite, BBM jenis Solar juga diberlakukan hal yang sama. Sekitar 23.800 kendaraan pengguna Biosolar itu mendaftar untuk program Subsidi Tepat Pertalite,” ujar Satria.

Hingga saat ini, pihak Pertamina masih membuka pendaftaran bagi masyarakat yang belum memiliki QR Code program Subsidi Tepat My Pertamina.

Ia menyampaikan pendaftaran untuk program ini dapat dilakukan melalui situs subsiditepat.mypertamina.id.

"Semua persyaratan dan langkah-langkah pembuatannya ada di website kami. Bisa langsung dicek saja," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati menyebut penggunaan quick response code (QR code) cukup efektif untuk penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang tepat sasaran.

“Penggunaan QR code sendiri kalau menurut kami sebenarnya cukup efektif, di luar dari adanya penyimpangan-penyimpangan (yang terjadi),” kata Erika dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin.

Erika mengatakan, hal tersebut terbukti dari data yang menunjukkan terjadi penurunan konsumsi BBM subsidi terutama Jenis BBM Tertentu (JBT) atau solar pada pertengahan tahun 2022 hingga 2023.

“Terbukti pada tahun 2022 ke 2023 terjadi penurunan konsumsi solar. (Penerapan) QR code di mulai pertengahan 2022, dan itu sudah terjadi penurunan konsumsi solar. Lalu dari 2023 ke 2024 itu ada kenaikan, tapi sangat sedikit pertumbuhannya jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” jelas Erika.

Baca juga: Harga Pertamax naik mulai hari ini

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE