Pekerja Saipem Karimun Terancam PHK Massal

id Pekerja, Saipem, Karimun, Terancam, PHK, Massal

Karimun (Antara Kepri) - Seribu lebih pekerja PT Saipem Indonesia Cabang Karimun, Provinsi Kepulauan Riau terancam pemutusan hubungan kerja secara massal menyusul berkurangnya proyek di perusahaan fabrikasi dan "offshore" asal Italia tersebut.

"Ada pengurangan karyawan karena pekerjaan berkurang," kata Public Relation PT Saipem Indonesia Karimun Branch (SIKB) Jouness ketika dihubungi via sambungan telepon di Tanjung Balai Karimun, Rabu.

Jouness enggan menyebutkan jumlah karyawan yang terancam di-PHK, namun berdasarkan informasi dihimpun, perusahaan yang beroperasi di Pangke Barat, Kecamatan Meral Barat itu, diperkirakan akan memberhentikan lebih dari seribu pekerja hingga Oktober 2013, bersamaan dengan habisnya kontrak kerja sejumlah perusahaan subkontraktor.

"Kalau berapa jumlahnya (di-PHK-red), saya harus koordinasi dulu. Yang jelas ada pengurangan karena proyek berkurang," ucapnya.

Kepala Bidang Pengawasan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Karimun Mujarab Mustafa membenarkan bahwa perusahaan pertama dan terbesar di kawasan perdagangan bebas (free trade zone/FTZ) Karimun itu sedang mengurangi jumlah pekerjanya.

"Penyebabnya karena kalah tender sehingga belum ada tambahan pekerjaan, bukan karena aksi unjuk rasa pekerja beberapa waktu lalu," ucapnya.

Informasi diperoleh, puluhan pekerja telah diberhentikan oleh manajemen SIKB dalam sepekan terakhir, termasuk enam karyawan setingkat manajer yang di-PHK pada Rabu (28/7).

Pada Juli 2013, kontrak kerja ratusan pekerja subkontraktor di perusahaan tersebut juga tidak diperpanjang dan sebagian diputus sebelum kontrak berakhir.

"Baru-baru ini, dua tenaga ahli TI juga diberhentikan karena perusahaan sedang melakukan perampingan karyawan," ucap seorang karyawan yang enggan disebutkan namanya.

Karyawan tersebut juga mengatakan pihak manajemen secara bertahap memberhentikan pekerjanya, salah satunya dengan cara tidak memperpanjang kontrak kerja dengan perusahaan subkontraktor.

"Informasinya pekerja yang akan diberhentikan mencapai 1.500 orang," tambah karyawan tersebut. (Antara)

Editor: Dedi

Editor: Jo Seng Bie
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE