2020 IPAL tahap kedua dibangun di Batam

id instalasi pengolahan air limbah,IPAL,Batam

2020 IPAL tahap kedua dibangun di Batam

Dokumen - Pengerjaan stasiun IPAL yang dilakukan BP Batam di kawasan Batamcentre. (Antaranews Kepri/Ist)

Iyus mengatakan rencananya BP Batam akan membangun tujuh IPAL di Kota Batam untuk menjaga lingkungan dan waduk penampungan air tetap sehat

Batam (Antaranews Kepri) - Pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau waste water treatment plant tahap kedua di Tanjunguma akan dibangun pada 2020 dan saat ini Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau baru memiliki satu IPAL di Batam Centre.

"IPAL di Batam Centre  kapasitasnya 33 liter per detik, itu sebabnya untuk menjaga lingkungan dari pencemaran limbah domestik perlu dibangun sejumlah IPAL lainnya untuk melayani perumahan-perumahan yang ada di Batam," kata Kepala Bidang Pengelolaan Limbah BP Batam, Iyus Rusmana, di Batam, Rabu.

Iyus mengatakan rencananya BP Batam akan membangun tujuh IPAL di Kota Batam untuk menjaga lingkungan dan waduk penampungan air tetap sehat

Selain Batam Centre, lanjut Iyus, pembangunan di IPAL Bengkong Sadai sedang dalam proses. "Kami juga sedang merencanakan pembangunan IPAL di Tanjunguma, Sekupang, Tembesi, Telaga Punggur, dan Kabil," kata Iyus.

IPAL di Tanjunguma kata Iyus akan pada 2020 setelah pembangunan IPAL Bengkong Sadai selesai.

Saat ini lanjutnya ada sejumlah investor asing yang sudah menyatakan tertarik untuk menanamkan modalnya untuk membangun IPAL. Di antaranya dari Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok.

"Hasil kajian yang sudah dilakukannya kapasitas IPAL Tanjunguma diperkirakan mencapai 33.000 meter kubik per hari," ujar Iyus.

Kapasitas tersebut, kata Iyus, lebih besar  dibandingkan IPAL di Bengkong Sadai yang hanya 20.000 meter kubik per hari. "Sekarang kita sedang berkoordinasi dengan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)," kata Iyus.

Jika Bappenas menyetujui lanjut Iyus, BP Batam akan segera mulai tahapan untuk mencari investor yang mau mendanai pembangunan IPAL Tanjunguma.

Iyus menambahkan progres pembangunan IPAL Bengkong Sadai sudah mencapai 14 persen. Selain pemasangan pipa, BP Batam sudah memulai membangun konstruksi stasiun pompa 1 IPAL Batam Centre.

Sedangkan untuk pembangunan konstrusi instalasi akan dimulai sekitar Juli mendatang dikarenakan adanya perubahan teknologi.

"Sebelumnya dalam DED akan menggunakan Conventional Activated Sludge (CAS) tapi karena ada perkembangan teknologi sehingga perlu ada nya perubahan," ujar Iyus.

Dari hasil kajian teknologi yang akan digunakan adalah Food Chain Reactor (FCR). Teknologi itu dinilai lebih baik, tidak hanya dalam pengelolaanya tapi juga dalam hal efisiensi lahannya.

"Perubahan teknologi ini juga sudah disetujui oleh Economic Development Coorperation Fund (EDCF) Korea Selatan selaku pemberi pinjaman lunak (soft loan) dan tidak ada penambahan anggaran," kata Iyus

Deputi Bidang Pengusahaan Saranan Lainnya BP Batam, Eko Budi Seopriyanto mengatakan meningkatnya pertumbuhan penduduk di Batam, menjadi alasan utama pihaknya konsen membangun sejumlah IPAL di Batam.

"Jika limbah domestik tidak dikelola dengan baik akan mencemari media lingkungan khususnya perairan dan waduk-waduk sehingga menyebabkan penurunan kualitas air akibat pencemaran air, dan menjamurnya eceng gondok," kata Eko.

BP Batam, lanjut Eko, saat ini telah memiliki Master Plan Pengelolaan Air Limbah Domestik, hasil studi bantuan INDIIAUS-AID pada 2011 lalu.

Kota Batam lanjutnya akan dibangun tujuh IPAL dan IPLT (intalasi pengelolaan limbah tinja) yang nantinya akan terintergrasi.(Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE