Generasi milenial Batam langsung praktek membuat tanjak

id tanjak, tanjak batam, tanjak kepri, pelatihan tanjak batam, ardiwinata,generasi milenial

Generasi milenial Batam langsung praktek membuat tanjak

Ilustrasi: Bupati Karimun Aunur Rafiq mengamati tanjak dalam pameran ekonomi kreatif memeriahkan HUT Kabupaten Karimun ke-19 di Coastal Area, Tanjung Balai Karimun beberapa waktu lalu. (Antaranews Kepri/Rusdianto)

Peserta tidak sekedar menerima teori tapi langsung praktik
Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau menyelenggarakan pelatihan pembuatan tanjak, penutup kepala khas Melayu yang terbuat dari lipatan kain songket, demi melestarikan budaya setempat.

"Ini kegiatan kita dalam bidang kebudayaan, bekerja sama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Batam," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata di Batam, Rabu.

Pelatihan pembuatan tanjak diselaraskan dengan pelatihan penyelenggaraan adat istiadat perkawinan Melayu yang diselenggarakan Gedung Nong Isa Lembaga Adat Melayu (LAM), Kamis (28/3).

Ardi mengatakan pelatihan akan diikuti 80 peserta yang terdiri dari perwakilan dan kader PKK tiap kecamatan, sanggar seni, perias, serta siswa-siswi SD dan SMP Kota Batam.

Pelatihan pembuatan tanjak Melayu memang ditujukan bagi kalangan pemula. Selain untuk memperkenalkan tanjak, peserta akan dilatih secara psikomotorik untuk melakukan penekanan dalam melipat tanjak dengan sederhana.

"Peserta tidak sekedar menerima teori tapi langsung praktik. Karena itu mereka harus membawa kain songket, benang, jarum, gunting dan peralatan lainnya saat pelatihan," kata dia.

Ia berharap, dengan pelatihan sehari itu, maka kaum milenial akan semakin cinta terhadap budaya Melayu. 

Apalagi, pelatihan menghadirkan pemateri dari generasi milenial, agar pengetahuan lebih mudah masuk di kalangan anak muda Batam.

"Diharapkan pula melalui acara ini ke depannya Batam memiliki lipatan tanjak yang khas, yang selanjutnya akan didiskusikan dan disepakati sebagai tanjak Melayu khas Kota Batam," tutur Ardi.

Disbudpar terus menggiatkan pelestarian budaya Melayu pesisir khas Batam, agar tidak punah, ditelan terpaan perkembangan zaman.

Sebelumnya, Disbudpar Batam juga melakukan sosialisasi cara menari persembahan kepada sanggar-sanggar tari, mulai dari kostum, gerakan, sampai perlengkapan.

"Perlengkapannya seperti tepak sirih. Itu tidak boleh diisi permen. Tapi harus sirih, kapur, dan sebagainya," kata dia.

Baca juga: Pangke manfaatkan Dana Desa garap kerajinan Tanjak

Baca juga: Kerajinan tanjak sedot perhatian pengunjung pameran Karimun

Baca juga: Ratusan Wisudawan Uniba Gunakan Tanjak

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE