Tanjungpinang (ANTARA Kepri) - Aktivitas bongkar-muat di Pelabuhan Sri Payung, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau dihentikan sepekan berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek 2563.
"Untuk menghormati perayaan Imlek, aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Sri Payung dihentikan sejak Sabtu (21/1) dan baru dibuka kembali pada Kamis (26/1)," kata Kepala Pos Syahbandar Pelabuhan Sri Payung Batu 6, Sutoyo yang dihubungi, Selasa.
Sutoyo mengatakan, meski bongkar-muat barang dari dalam dan luar negeri dihentikan sepekan, namun tidak akan menyebabkan kelangkaan kebutuhan bahan pokok atau kebutuhan lain warga di ibu kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) itu.
"Tidak akan berpengaruh, karena stok bahan kebutuhan terutama kebutuhan pokok sudah mencukupi dan diantisipasi sebelumnya," ujar Sutoyo.
Menurut dia, penghentian aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Sri Payung, Batu 6 sudah biasa dilakukan setiap perayaan Tahun Baru Imlek dan seluruh pengusaha maupun warga sudah memahami itu.
"Biasanya aktivitas bongkar muat berhenti selama satu pekan, sekarang hanya beberapa hari," ujarnya.
Di Pelabuhan Sri Payung Batu 6, saat ini sejumlah kapal barang dari dalam dan luar negeri tampak sandar tanpa melakukan aktivitas. Sejumlah barang dan bahan kebutuhan warga Tanjungpinang juga masih tampak berada di atas kapal.
Pelabuhan barang antarpulau di Pelantar dua, Batu 8 juga tampak tutup tanpa melakukan aktivitas.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Kota Tanjungpinang, Efiar M Amin mengatakan berhentinya aktivitas sejumlah pelabuhan barang di daerah setempat tidak akan berpengaruh pada kekurangan pasokan bahan pokok.
"Tidak akan berpengaruh, karena sebelumnya sudah diperhitungkan dengan maksimal," kata Efiar.
Menurut dia, stok kebutuhan bahan pokok di Tanjungpinang juga masih mencukupi, walaupun sejumlah pusat pertokoan juga masih tutup karena pemiliknya merayakan Imlek.
"Sebagian swalayan juga masih buka, jadi untuk kebutuhan pokok warga tidak ada masalah," ujarnya.
Sebagian pedagang menurut dia masih ada yang buka setengah hari untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.
"Berhentinya aktivitas pelabuhan barang, serta tutupnya sebagian besar pertokan sudah menjadi kebiasaan setiap perayaan Imlek dan warga juga sudah terbiasa dengan hal itu sehingga tidak ada masalah," ujarnya.
(KR-HKY/A013)
Komentar