Tanjungpinang (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, Eko Putro Sandjojo, menyebut potensi pariwisata yang ada di Provinsi Kepulauan Riau memberikan prospek besar terhadap kemajuan desa dan dunia wisata.
"Kepri wisatanya bagus, banyak pulau-pulau eksotis, lautnya luas dan asli. Ini bisa dikembangkan," ujarnya di hadapan seluruh Kepala Desa dan Forum Ketua RT/RW se Kepulauan Riau di Hotel CK, Tanjungpinang, Selasa (5/3) malam.
Menurut dia, jika potensi pariwisata desa berhasil dikembangkan dengan baik, tentu akan mendatangkan pemasukan bagi desa.
"Hasilnya juga bisa digunakan untuk membangun desa lagi," tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Eko mendorong desa-desa yang ada di Kepulauan Riau untuk terus melakukan inovasi. Pihaknya memiliki program pemberian bantuan Rp1,5 miliar bagi pengembangan desa wisata yang juga bisa dimafaatkan oleh desa-desa yang ada di Kepri.
Selian itu, Eko juga berharap desa yang ada di Kepri dapat belajar ke desa-desa di Indonesia yang dianggap telah berhasil dalam mengembangkan desa wisata.
Eko memberikan contoh sejumlah desa di Indonesia yang telah berhasil mengembangkan potensi pariwisata yang kemudian memberikan pendapatan besar bagi daerah.
Salah satunya adalah Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah. Lewat Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), masyarakat setempat menyulap kolam renang peninggalan Belanda menjadi Bunaken artificial (Bunaken buatan). Mengandalkan mata air yang ada, kolam renang tua diberi pasir, ikan, karang buatan, dan sejumlah barang mulai dari perabot rumah tangga, barang elektronik higga sepeda dan motor.
Penduduk desa tergolong miskin seluas 300 hektar dan 200 ribu lebih penduduk itu kemudian menyediakan fasilitas snorkeling dan kamera, kemudian menyewakannya bagi pengunjung.
"Hasilnya, dari pendapatan Rp15 juta per bulan dari menyewakan kolam renang pada tahun 2015, tumbuh menjadi Rp6,3 miliar dengan keuntungan bersih mencapai Rp3 miliar," jelas Eko.
Baca juga: Riau belajar pengembangan pariwisata di Kepri
Baca juga: Kepri segera luncurkan kalender iven pariwisata di Kemenpar
Baca juga: Pemkot Tanjungpinang gesa pengembangan destinasi pariwisata
"Kepri wisatanya bagus, banyak pulau-pulau eksotis, lautnya luas dan asli. Ini bisa dikembangkan," ujarnya di hadapan seluruh Kepala Desa dan Forum Ketua RT/RW se Kepulauan Riau di Hotel CK, Tanjungpinang, Selasa (5/3) malam.
Menurut dia, jika potensi pariwisata desa berhasil dikembangkan dengan baik, tentu akan mendatangkan pemasukan bagi desa.
"Hasilnya juga bisa digunakan untuk membangun desa lagi," tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Eko mendorong desa-desa yang ada di Kepulauan Riau untuk terus melakukan inovasi. Pihaknya memiliki program pemberian bantuan Rp1,5 miliar bagi pengembangan desa wisata yang juga bisa dimafaatkan oleh desa-desa yang ada di Kepri.
Selian itu, Eko juga berharap desa yang ada di Kepri dapat belajar ke desa-desa di Indonesia yang dianggap telah berhasil dalam mengembangkan desa wisata.
Eko memberikan contoh sejumlah desa di Indonesia yang telah berhasil mengembangkan potensi pariwisata yang kemudian memberikan pendapatan besar bagi daerah.
Salah satunya adalah Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah. Lewat Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), masyarakat setempat menyulap kolam renang peninggalan Belanda menjadi Bunaken artificial (Bunaken buatan). Mengandalkan mata air yang ada, kolam renang tua diberi pasir, ikan, karang buatan, dan sejumlah barang mulai dari perabot rumah tangga, barang elektronik higga sepeda dan motor.
Penduduk desa tergolong miskin seluas 300 hektar dan 200 ribu lebih penduduk itu kemudian menyediakan fasilitas snorkeling dan kamera, kemudian menyewakannya bagi pengunjung.
"Hasilnya, dari pendapatan Rp15 juta per bulan dari menyewakan kolam renang pada tahun 2015, tumbuh menjadi Rp6,3 miliar dengan keuntungan bersih mencapai Rp3 miliar," jelas Eko.
Baca juga: Riau belajar pengembangan pariwisata di Kepri
Baca juga: Kepri segera luncurkan kalender iven pariwisata di Kemenpar
Baca juga: Pemkot Tanjungpinang gesa pengembangan destinasi pariwisata