Tanjungpinang (ANTARA) - ADV Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), mencanangkan Gerakan Selamatkan Pangan yang ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama oleh seluruh perangkat daerah di halaman Gedung Daerah, Kota Tanjungpinang, Minggu.
Ansar mengatakan gerakan selamatkan pangan merupakan gerakan bersama dalam menurunkan kerawanan pangan dan gizi melalui berbagai upaya, antara lain mencegah terjadinya food waste, yaitu makanan yang siap dikonsumsi namun dibuang begitu saja.
"Selain itu, pangan yang sudah tidak layak lagi dikonsumsi manusia dimanfaatkan untuk pakan hewan ternak, kompos dan dimanfaatkan untuk kebutuhan industri," kata Gubernur Ansar usai penandatanganan kesepakatan bersama.
Menurut Ansar, Kepri merupakan provinsi pertama yang melakukan pencanangan gerakan selamatkan pangan di Indonesia. Hal ini perlu jadi perhatian bersama agar jajaran pemerintah dan masyarakat tidak berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan.
"Makanlah secukupnya, karena itu juga sesuai dengan ajaran agama. Bayangkan, berdasarkan data setiap tahun Indonesia tercatat melakukan pemborosan makanan hingga Rp150 triliun,” ujar Ansar.
Ia menyampaikan gerakan selamatkan pangan sendiri adalah upaya penyelamatan limbah makanan oleh para pihak yang bersumber dari penyedia pangan/donatur untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan disertai penetapan kebijakan dan upaya sosialisasi/promosi pencegahan food waste.
Untuk memperkuat program ini, lanjut Ansar, Pemprov Kepri telah mengeluarkan Instruksi Gubernur Kepulauan Riau Nomor : 521/417/DKPPKH tentang Gerakan Selamatkan Pangan Provinsi Kepri melalui ‘Stop Boros Pangan’ yang memiliki tujuh langkah utama, yakni ambil makanan secukupnya dengan gizi seimbang dan habiskan.
Kemudian bawa pulang makanan jika tersisa, bijak berbelanja pangan, manajemen penyimpanan bahan makanan (gunakan wadah yang baik, sesuaikan dengan karakteristik pangan), biasakan cek tanggal kadaluarsa, olah kembali dan manfaatkan pangan yang berpotensi terbuang menjadi menu yang variasi dengan tetap memperhatikan cara pengolahan agar tidak rusak kandungan gizinya, dan donasi makanan berlebih kepada yang membutuhkan.
“Intinya program ini mengajak kita semua berhemat, tidak melakukan pemborosan makanan. Tidak hanya di rumah, tapi dalam acara-acara tertentu agar menggunakan produk makanan dari petani. Kurangi makanan dari negara lain, seperti buah dan sebagainya,” kata Ansar.
Komentar