BPBD Natuna fokuskan anggaran tahun 2024 untuk kegiatan mitigasi bencana

id Mitigasi bencana,kepri,natuna,pemprov natuna,apbd 2024,anggaran 2024,bpbd natuna

BPBD Natuna fokuskan anggaran tahun 2024 untuk kegiatan mitigasi bencana

Kepala BPBD Natuna Raja Darmika (ANTARA/Muhamad Nurman)

Natuna (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau memfokuskan anggaran tahun 2024 untuk kegiatan mitigasi bencana.

Kepala Pelaksana BPBD Natuna Raja Darmika di Natuna, Kamis, mengatakan, kegiatan mitigasi bencana yang dilakukan berupa membuat kajian risiko bencana, sosialisasi terkait prabencana, tanggap darurat dan pemulihan pascabencana.

Adapun sasaran dari kegiatan tersebut adalah masyarakat yang berada di lokasi potensi bencana.

"Untuk 2024 kegiatan yang kita susun lebih banyak menyentuh pencegahan dan kesiapsiagaan bencana," ucap dia.

Menurut dia, masyarakat Natuna harus hidup berdampingan dengan bencana, pasalnya bencana tidak bisa dihindari.

"Hampir semua wilayah di Natuna berpotensi dilanda bencana, oleh karena itu kita harus mengedukasi masyarakat cara untuk meminimalkan kerugian baik itu barang maupun jiwa," ujar dia.

Selain masyarakat, kegiatan sosialisasi pada tahun 2024 juga menyasar ke sekolah-sekolah, tujuannya untuk menambah wawasan para pelajar terkait potensi bencana di Natuna dan cara menyelamatkan diri ketika berhadapan pada peristiwa bencana.

"Pemerintah juga akan membuat tim kebencanaan di setiap satuan pendidikan, tujuannya untuk melindungi generasi," kata dia.

Ia menjelaskan, selain mitigasi dengan memberikan edukasi, mitigasi dalam bentuk pembangunan juga perlu dilakukan, hal tersebut bisa dimulai dengan melakukan pelebaran dan pendalaman sungai, menghubungkan dan membersihkan drainase yang putus dan kotor serta pembangunan lainnya yang bisa meminimalkan dampak yang diakibatkan oleh bencana itu sendiri.

"Saya lihat pembangunan kita perlahan sudah menuju ke arah sana (mitigasi)," ujar dia.

Ia merinci bencana yang berpotensi terjadi di Natuna meliputi kebakaran hutan dan lahan, banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem berupa angin kencang, gelombang ekstrem dan abrasi, banjir bandang dan kekeringan.

"Yang kerap terjadi itu karhutla, banjir dan cuaca ekstrem," ungkap dia.

Baca juga:
KPU Kota Tanjungpinang tambah personel lipat surat suara

Bandara Tanjungpinang berangkatkan 230 ribu penumpang pada tahun 2023

BMKG imbau masyarakat Batam waspadai banjir rob

 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE