Natuna (ANTARA) -
Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyebutkan bahwa ekspor ikan hidup di Kabupaten Natuna merupakan bisnis yang menjanjikan.
Kepala Satuan Pelayanan BKHIT Natuna Iwan Setiawan di Natuna, Kamis, mengatakan ekspor ikan hidup di Natuna mencapai Rp2 miliar per bulan.
Kata dia, perusahaan yang bergerak di bidang perikanan di Natuna mengekspor ikan hidup ke Hong Kong dengan kapal laut.
Ia menjelaskan kapal dari Hong Kong tersebut akan datang ke Natuna setiap bulan sekali.
"Nilainya lumayan besar Rp1 miliar hingga Rp2 miliar," ucap dia.
Ikan hidup yang kerap diekspor yakni kerapu, kakak tua, dan napoleon, serta lobster.
"Untuk Ikan napoleon tidak setiap bulan tapi satu tahun sekali dengan kuota 1.000 ekor per.tahun dengan ukuran yang sudah ditentukan, yang lain tidak ada batasan atau tidak ditentukan" ujar dia.
Menurut dia proses ekspor diawasi ketat oleh petugas di setiap instansi dan lembaga terkait di Natuna, untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada para pengusaha serta menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang menyimpang dari aturan.
"Kita tidak turun sendiri saat pengawasan, namun secara bersama-sama dengan para pemangku kepentingan, saat di lapangan kita menjalankan tugas dan fungsi masing-masing," imbuh dia.
Ia mengungkapkan ikan yang diekspor merupakan hasil tangkapan dan budidaya masyarakat di Natuna.
"Untuk ekspor menggunakan perusahaan, jadi perusahaan yang mengakomodir nelayan setempat, mulai atas Subi, Serasan, Midai, dan lain-lain," tutur dia.
Terpisah, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Natuna Hadi Suryanto mengatakan ekspor ikan hidup di Natuna stabil.
Kata dia, pada 2023 total ikan hidup yang berhasil diekspor mencapai 132 ton.
"Tahun ini hingga Juni kurang lebih sekitar 10 ton," ucap dia.
Komentar