Batam (ANTARA) - Dinas Pangan dan Pertanian (Dispantan) Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, mengantisipasi dampak musim hujan terhadap ketersediaan pangan di wilayah tersebut dengan melakukan koordinasi bersama instansi terkait dalam menjaga ketahanan pangan.
“Biasanya kalau di Karimun bulan November-Desember itu masuk musim hujan. Kami menjamin ketersediaan bahan pokok khususnya yang bergantung pada cuaca seperti beras, telur, dan sayuran. Untuk beras, kami berkoordinasi dengan Bulog menjamin ketersediaan untuk Natal dan tahun baru,” kata Kepala Dispantan Karimun Sukrianto Jaya Putra di Batam, Jumat.
Dia mengatakan, memasuki musim hujan para petani sudah mengantisipasi, karena sudah terbiasa dengan kondisi tersebut. Mereka melakukan penanaman dan panen pada bulan November dan Desember.
Baca juga: Diskominfo Batam ajak generasi muda cakap digital dengan memanfaatkan IT
“Kami biasanya menyarankan kepada petani agar tidak melakukan penanaman secara serentak. Jadi, ada waktu panen dan tanam berbeda-beda, tidak serentak,” ujarnya.
Selama musim hujan, kata dia, hal yang diantisipasi adalah banjir di lahan pertanian. Para petani diimbau untuk menjaga drainase di sekitar lahan pertaniannya masing-masing.
Menurut dia, pada akhir tahun terjadi peningkatan kebutuhan pokok sebesar 10 persen dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, karena menghadapi Natal dan tahun baru.
"Kondisi ini juga diantisipasi dengan melakukan koordinasi bersama instansi terkait seperti Dinas Perdagangan, Bulog, dan pemerintah kabupaten," katanya.
Karimun, kata dia, memiliki tim pengendali inflasi daerah (TPID) yang rutin memantau ketersediaan stok dan harga bahan pokok di pasaran.
Baca juga: KPU Batam: Proses pelipatan surat suara ditargetkan selesai enam hari
“Biasanya Pemkab Karimun bersama instansi terkait mengadakan gerakan pangan murah, biasanya pada Natal dan tahun baru untuk mendekatkan akses pangan ke masyarakat. Itu upaya-upaya yang kami lakukan,” ujarnya.
Pada akhir tahun, lanjut dia, Dispantan bersama Disperindag dan BPS mengantisipasi kenaikan bahan pokok yang menyebabkan inflasi seperti cabai dan bawang.
“Kami antisipasi cabai sebagai bahan pokok penyumbang inflasi cukup besar, serta bawang, daging ayam, dan telur. Antisipasi sudah disiapkan,” katanya.
Menurut dia, Karimun bukan daerah produsen bahan pokok seperti beras, cabai, telur, dan daging, karena hampir 80 persen disuplai dari daerah lain seperti Sumatera Barat dan Jawa.
"Namun, Karimun juga memiliki lahan pertanian yang mampu memasok kebutuhan lokal sekitar 4 hingga 5 persen produk hortikultura," ujar Sukrianto.
Baca juga:
Dosen UMRAH sebut biskuit ikan hiu bisa cegah stunting
Lanud RSA bersama Pemkab Natuna panen buah dan sayur
Komentar