Batam (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Tri Wahyu Rubianto, mengatakan bahwa ada kebutuhan guru pendamping khusus untuk ditempatkan di sekolah inklusi.
“Masalah utama dalam mendukung sekolah inklusi di Batam adalah belum adanya guru pembimbing khusus. Hal ini menjadi kendala dalam memberikan layanan pendidikan yang optimal bagi anak berkebutuhan khusus,” katanya saat dihubungi di Batam, Selasa.
Saat ini, Kota Batam memiliki sekitar 72 sekolah inklusi. Idealnya, setiap sekolah tersebut memiliki guru pendamping khusus yang terlatih untuk mendukung siswa berkebutuhan khusus, termasuk anak dengan disabilitas maupun dengan kemampuan intelektual rendah (low IQ).
Tri menyebutkan bahwa pemerintah daerah berharap ada kebijakan penerimaan calon aparatur sipil negara (CASN) pada tahun 2025 yang menyediakan formasi khusus bagi guru pembimbing inklusi.
“Kami menunggu kebijakan pemerintah pusat terkait formasi ini. Jika dibuka pun, terkadang jarang ada yang berminat, sehingga ini menjadi tantangan tambahan,” ujarnya.
Sementara menunggu solusi jangka panjang tersebut, Disdik Kota Batam telah mengambil langkah proaktif dengan memberikan bimbingan teknis (bimtek) kepada guru-guru reguler.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang penyelenggaraan pendidikan inklusi di sekolah masing-masing.
“Pelatihan ini kami tujukan agar para guru dapat memberikan pelayanan pendidikan inklusi semaksimal mungkin meskipun belum ada pendamping khusus di sekolah mereka. Saat ini, tenaga pendidik inklusi umumnya terkonsentrasi di Sekolah Luar Biasa (SLB),” katanya.
Disdik Batam terus mendorong peningkatan kapasitas guru reguler sembari menunggu formasi guru pendamping khusus di sekolah inklusi, agar mampu mengakomodasi kebutuhan siswa, termasuk yang berkebutuhan khusus.
Baca juga: Disdik Batam tunggu arahan Kemendagri terkait makan bergizi gratis
Komentar