Pemkab Natuna alokasikan Rp900 juta untuk bantuan pupuk

id Padi,Cabai,Jagung,pupuk,NPK,bantuan,apbd,apbn,Natuna,Kepri,Kepulauan Riau,Ketahanan pangan

Pemkab Natuna alokasikan Rp900 juta untuk bantuan pupuk

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Natuna Wan Sazali saat meninjau sawah petani. (ANTARA/HO-Pemkab Natuna)

Natuna (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Kepulauan Riau, berupaya meningkatkan hasil panen petani di wilayah setempat melalui bantuan pupuk.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Natuna Wan Sazali dikonfirmasi dari Natuna, Sabtu, mengatakan bahwa pada tahun 2024, pihaknya menyalurkan bantuan pupuk sebanyak sembilan ton kepada petani.

Dampaknya, hasil produksi padi meningkat menjadi 112 ton per tahun, naik signifikan dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencapai 60 ton.

"Petani membutuhkan dukungan dalam meningkatkan produksi padi, karena biaya produksi yang cukup besar jika harus ditanggung sendiri," ucap dia.

Melihat tren positif tersebut, pada 2025, Pemkab Natuna kembali mengalokasikan Rp900 juta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pengadaan pupuk NPK. Pupuk yang bisa dihasilkan dari anggaran tersebut, diperkirakan melebihi 30 ton.

Ia menambahkan bahwa, pengadaan pupuk tidak hanya dari Pemkab Natuna, juga dari Pemerintah Pusat, dan bantuan khusus di Natuna diberikan kepada petani yang menanam padi, cabai, dan jagung.

"Jika tidak ada perubahan anggaran, jumlahnya tetap Rp900 juta. Kami akan berupaya agar anggaran ini tidak dipangkas, karena petani sangat membutuhkan," katanya.

Ia menambahkan bahwa, pupuk yang berasal dari Pemkab Natuna diberikan gratis, sedangkan dari pusat, dikarenakan subsidi, petani membayar Rp2.300 per kilogram.

"Harga aslinya diperkirakan mencapai Rp20.000 per kilogram," ujar dia.

Selain pupuk NPK, pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk pengadaan pupuk dolomit, yang berfungsi menjaga pH tanah.

"Air embung yang digunakan petani mengandung kadar asam tinggi, sehingga dibutuhkan dolomit untuk menurunkan tingkat keasaman," ucap dia..

Ia menambahkan bahwa meskipun jumlah produksi padi terus meningkat, hasil panen petani masih belum mencukupi kebutuhan seluruh masyarakat Natuna. Keterbatasan lahan dan biaya menjadi kendala utama.

DKPP mencatat konsumsi beras di Natuna mencapai 5.800 ton per tahun, sedangkan hasil panen petani baru 112 ton per tahun. Sedangkan sayur dan cabai, petani dapat mencukupi tetapi pola tanam harus diatur agar produksi tetap seimbang dan tidak berlebihan, karena kelebihan produksi dapat menyebabkan penurunan harga.

"Kalau soal kualitas, beras petani Natuna mampu bersaing. Namun, masih perlu peningkatan. Ke depan, tim kami akan memberikan penyuluhan terkait hal ini," katanya.

Dihubungi secara terpisah, Pemimpin Perum Bulog Cabang Natuna, Delly Bayu Putra, membenarkan bahwa kualitas beras petani Natuna tergolong baik. Bahkan, pihaknya siap menyerap hasil panen jika petani mampu memproduksi dalam jumlah besar.

"Bulog siap menyerap gabah hasil panen petani. Saat ini, harga gabah kering berada di kisaran Rp6.500 per kilogram," ucap dia.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE