Kemenperin: Penguatan industri Batam tekan pemanfaatan energi hijau dan SNI

id kepri batam,setia diarta,kemenperin,dirjen ilmatw,industri batam

Kemenperin: Penguatan industri Batam tekan pemanfaatan energi hijau dan SNI

Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Setia Diarta di acara Digitalization Innovation Day di Batam, Rabu (23/4/2025). (ANTARA/Amandine Nadja)

Batam (ANTARA) - Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Setia Diarta menekankan bahwa penguatan industri di Batam dapat melalui pemanfaatan energi hijau dan Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Kalau bicara industri manufaktur di Batam, semua privilege kawasan ekonomi khusus (KEK) itu sudah ada dan sudah jalan. Ada penundaan masuk untuk barang-barang, keluar juga tidak dikenakan. Jadi dari sisi fiskal sudah sangat didukung," ujar Setia dalam kegiatan Digitalization Innovation Day Schneider Electric di Batam, Kepulauan Riau, Rabu.

Namun menurut dia, dukungan dari status KEK tersebut belum cukup untuk membuat Batam berdaya saing secara maksimal dan tetap membutuhkan persiapan dari Kemenperin.

“Direktorat Jenderal ILMATE memiliki peran untuk menyiapkan dan membina industri di Batam untuk siap bersaing di kancah domestik maupun internasional,” kata dia.

Salah satu tantangan utama yang disoroti adalah terkait penerapan standar non-tarif dan isu lingkungan yang semakin menjadi perhatian global, khususnya dari negara tujuan ekspor seperti Uni Eropa.

"Yang pertama dikuatkan adalah non-tariff measures (kebijakan non-tarif) mereka. Misalnya kalau mau ekspor ke Eropa, industri kita harus bisa memanfaatkan green energy (energi hijau). Dekarbonisasi jadi isu penting. Kalau tidak bisa penuhi mekanisme carbon border adjustment (Mekanisme Penyesuaian Perbatasan Karbon), produk kita akan kesulitan masuk," katanya.

Baca juga: Pemkab Natuna jajaki kerja sama dengan beasiswa 11 perguruan tinggi

Setia juga menyarankan digitalisasi sebagai salah satu jalan pintas yang lebih cepat dalam menghadapi tantangan ini.

Dibandingkan dengan transformasi teknologi fisik yang membutuhkan waktu dan investasi besar, adopsi teknologi digital dinilai bisa menjadi solusi awal untuk menurunkan emisi dan meningkatkan efisiensi produksi.

“Salah satunya yang tadi kami sampaikan adalah bagaimana mereka (industri di Batam) dapat mengurangi gas rumah kacanya atau emisi CO2-nya mereka. Salah satunya kalau mau short-cut dengan digitalisasi,” katanya.

Selain isu energi dan digitalisasi, Direktorat Jenderal ILMATE juga fokus mendorong pemenuhan standar nasional melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) agar produk yang dihasilkan industri Batam tidak hanya diterima di pasar ekspor, tetapi juga memiliki daya saing di pasar domestik.

“Jadi pembinaan kami juga menyasar aspek teknis seperti bagaimana mereka memenuhi standar kualitas, menjaga emisi, dan tetap bisa berkontribusi terhadap pasar dalam negeri,” tutupnya.

Dengan pendekatan menyeluruh ini, Kemenperin berharap industri di Batam tidak hanya tumbuh karena fasilitas KEK, tetapi juga matang dalam menghadapi dinamika industri global yang berdaya saing tinggi.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenperin: Penguatan industri Batam manfaatkan energi hijau dan SNI

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE