Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menandatangani nota kesepahaman terkait ekspor listrik bersih ke Singapura dengan kapasitas sebesar 3,4 gigawatt (GW) hingga 2035.
"Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dalam proses panjang untuk menunjukkan komitmen antara Pemerintah Singapura dan Indonesia dalam melakukan kerja sama pada energi hijau," kata Bahlil saat penandatanganan MoU antara Indonesia dan Singapura tdi Jakarta, Jumat.
Kesepakatan ekspor listrik bersih ke Singapura tercapai setelah melalui negosiasi yang alot, sebab Menteri ESDM berulang kali menyampaikan keberatannya apabila Indonesia hanya mengekspor listrik bersih ke Singapura dan tidak memperoleh timbal balik dari negara tetangga tersebut.
Kini, disepakati pula pengembangan zona industri berkelanjutan yang direncanakan berlokasi di Kepulauan Riau, tepatnya di Bintan, Batam, dan Karimun, oleh Singapura.
"Saya katakan bahwa hubungan kerja samanya harus kita lakukan, tetapi sama-sama untung. Kami kirim listrik ke Singapura, sekarang dalam hasil negosiasi, Singapura dan Indonesia akan membangun kawasan industri bersama," kata dia.
Selain menandatangani dua MoU, yakni ekspor listrik bersih dan pengembangan zona industri berkelanjutan, Bahlil bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Kedua Bidang Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng juga menyepakati kerja sama penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage (CCS).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia sepakati ekspor listrik bersih ke Singapura
Komentar