Mayoritas jamaah Embarkasi Batam wafat akibat penyakit bawaan

id kepri batam,jamaah haji,wafat tanah suci,lansia,penyakit kronis

Mayoritas jamaah Embarkasi Batam wafat akibat penyakit bawaan

Jamaah haji Debarkasi Batam berkumpul di Asrama Haji Batam. ANTARA/Amandine Nadja

Batam (ANTARA) - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Batam, Kepulauan Riau (Kepri), menyebutkan bahwa mayoritas penyebab jamaah wafat di tanah suci adalah penyakit bawaan dan gangguan jantung.

Sebanyak 21 haji dari Embarkasi Batam dilaporkan wafat di tanah suci hingga 16 Juni 2025.

“Kami mendapat laporan 21 haji telah wafat di tanah suci dengan mayoritasnya karena gangguan pada jantung. Namun ada beberapa yang juga memiliki gangguan pada paru-paru,” kata Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Batam, Zulkarnain saat dihubungi di Batam, Selasa.

Dari total tersebut, jamaah asal Jambi memiliki angka tertinggi dengan delapan orang wafat, disusul Riau sebanyak tujuh orang, Kalimantan Barat empat orang, dan Kepulauan Riau dua orang.

Beberapa kasus kematian disebabkan oleh penyakit jantung seperti Akhmad Hasan Muchtar (72), Nifzar Rachman (65), Yurniaty Maah Abdullah (75), Samsul Bahri Sapek (53), Zulkipli Bujang Jamak (64) dan Muri Wagiran (85) yang meninggal akibat syok akibat gangguan fungsi jantung dan Reni Maifida Zainal Muhammad (54) yang mengalami serangan jantung akut.

Haji lain seperti Usman Jalil (81) wafat karena gagal jantung kongestif, sedangkan Rohmiyati Karep Alkarmidi (49) menderita Penyakit jantung iskemik kronis, dan Sri Nazilah (56) serta Tarmizi Samad Muhammad (67) tercatat mengalami penyakit jantung iskemik akut.

Selain itu, beberapa haji juga meninggal karena gangguan sistem pernapasan. Di antaranya Arumah Sarjuni Hasan Muslim (65), Suwandi Razali Tayib (71), Tio Powijoyo (82), dan Irpanuddin bin Mahmud Syukur (80), yang seluruhnya mengalami gagal napas akut pada orang dewasa.

Penyakit infeksi berat juga menjadi penyebab lainnya, seperti yang dialami oleh Yusman Johar (57) dan Mas Zahara (67), yang meninggal akibat infeksi berat disertai syok sepsis.

Sementara Abdul Kadir (84) dan Syofyan Muhammad Kasidah (65) mengalami perdarahan otak, dan Yakkub Abu Bakar (71) wafat karena syok akibat kekurangan cairan tubuh.

Terdapat pula kasus khusus seperti Oncu Buwang Ahmad (76) yang meninggal akibat perlubangan pada usus.

Sebagai perbandingan, pada 2024 lalu, jumlah jamaah yang wafat dari Embarkasi Batam tercatat sebanyak 30 orang, dengan rincian Jambi (16), Riau (8), Kalimantan Barat (5), dan Kepulauan Riau (1).

Jumlah dan penyebab wafatnya jamaah ini memperlihatkan bahwa kondisi kesehatan awal yang tidak prima menjadi faktor risiko utama selama menjalankan ibadah haji di tengah cuaca ekstrem dan aktivitas fisik yang tinggi.

PPIH mengingatkan bahwa kesehatan jamaah harus menjadi perhatian utama, khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti jantung dan pernapasan.

Pemeriksaan dan pendampingan intensif sejak sebelum keberangkatan hingga kepulangan menjadi hal penting untuk mengurangi risiko kejadian serupa di masa mendatang.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mayoritas jamaah Embarkasi BTH wafat akibat penyakit bawaan

Pewarta :
Editor: Yuniati Jannatun Naim
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE