BWS Sumatera IV Batam normalisasi sungai di Natuna untuk cegah banjir

id Normalisasi sungai,Natuna,Kepri,Banjir

BWS Sumatera IV Batam normalisasi sungai di Natuna untuk cegah banjir

Sungai Badarsyah di Kecamatan Bunguran Timur, Natuna, Kepri yang dilakukan normalisasi pada Agustus 2025. ANTARA/Muhamad Nurman

Natuna (ANTARA) - Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera IV Batam melakukan normalisasi sungai di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, sebagai langkah antisipasi bencana banjir.

Perwakilan BWS Sumatera IV Batam Ari Wibowo, di Natuna, Selasa, mengatakan normalisasi dilakukan di Kelurahan Bandarsyah, Kecamatan Bunguran Timur dengan panjang sungai mencapai lebih dari dua kilometer.

“Kegiatan ini sudah rampung pada Agustus lalu,” ucap dia.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna, Raja Darmika mengatakan normalisasi sungai menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko banjir.

Dengan memperbesar kapasitas sungai, debit air hujan yang tinggi dapat lebih tertampung sehingga genangan di permukiman bisa diminimalisasi.

“Selama ini penyebab banjir bukan semata-mata hujan. Hujan hanya menjadi pemicu, sementara penyebab utama adalah hilangnya daerah resapan dan menyempitnya aliran sungai,” ujar dia.

Ia mengatakan di Natuna normalisasi sungai telah dilakukan di beberapa titik dan hasil positif dari kegiatan itu telah dirasakan warga salah satunya di Sebadai Ulu, Kecamatan Bunguran Timur Laut.

Jika sebelumnya hujan deras sering menggenangi rumah warga, kini banjir hanya sebatas di halaman atau bagian bawah rumah (panggung).

“Ini bukti nyata bahwa normalisasi memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” ucap dia.

Ia menambahkan solusi jangka panjang dalam penanganan banjir adalah mengintegrasikan pembangunan drainase pada setiap proyek infrastruktur. Selain itu, normalisasi sungai juga perlu diagendakan secara berkala.

BPBD Natuna lanjutnya, telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak agar pembangunan ke depan lebih memperhatikan aspek mitigasi bencana.

Selain perbaikan teknis aliran air, Darmika menekankan pentingnya membangun kesadaran masyarakat akan bencana. Sebab masyarakat yang memahami penyebab, cara pencegahan, hingga langkah penanggulangan bencana akan lebih siap menghadapi situasi darurat.

“Banyak drainase yang dibangun tidak berkesinambungan. Misalnya, saluran yang seharusnya mengalir ke laut malah terputus, sehingga justru menimbulkan genangan baru,” katanya.

Pewarta :
Editor: Yuniati Jannatun Naim
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE