"Yang penting 'ngebaki' (memenuhi) yang dirusak karena ditambang, itu saja. Nanti kalau lubang-lubang itu sudah tertutup kan berhenti sendiri. Memang itu perlu (waktu, red) lama karena tidak hanya di atas, yang di bawah kan juga pada berlubang kan gitu," kata dia.
Terkait jarak luncur awan panas guguran Merapi yang mencapai maksimal empat kilometer pada Sabtu, Gubernur DIY itu berharap masyarakat tidak perlu panik.
"Sekarang memang harus keluar ya memang 'nyembur', tapi kan hanya satu kilometer, dua kilometer karena yang ditambang di sekitar situ," ucap Raja Keraton Yogyakarta itu.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang membagikan masker kepada warga di wilayah terdampak hujan abu vulkanik awan panas guguran merapi, pada Sabtu (11/3).
Berdasarkan pantauan dari akun resmi @bpbdkabmagelang, pada Ahad dini hari, pihaknya masih terus memantau wilayah-wilayah terdampak hujan abu vulkanik awan panas guguran Merapi.
"Berdasarkan pantauan langsung di wilayah terdampak masyarakat masih kondusif dan aman, serta tidak ada dampak signifikan maupun adanya korban jiwa yang ditimbulkan," tulis akun resmi tersebut.
Meskipun begitu, BPBD Kabupaten Magelang terus menghimbau masyarakat yang berada di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) Merapi untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan jika terjadi letusan susulan dari Gunung Merapi.
"Serta juga mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Selain itu Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya radius 7 km dari puncak Merapi," lanjutnya.
Baca juga:
Jarak luncur guguran awan panas Gunung Merapi capai 4 kilometer
Komentar