DLH Batam manfaatkan limbah sampah plastik buat mushala

id Pemanfaatan limbah plastik,DLH Batam,Batam,Kepri

DLH Batam manfaatkan limbah sampah plastik buat mushala

Mushala yang terbuat memanfaatkan limbah plastik rumah tangga di lingkungan TPA Punggur, Kota Batam. (FOTO ANTARA/Yude)

Batam, Kepri (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam manfaatkan limbah sampah plastik rumah tangga untuk pembuatan mushala di dalam lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur, Batam, Kepulauan Riau.

“Sampai saat ini masih proses, sekitar dua minggu lagi akan di resmikan. Masih butuh uji ketahanan,” kata Kepala DLH  Kota Batam Herman Rozi saat dihubungi di Batam Kepulauan Riau, Rabu (24/5).

Dia tidak menjelaskan secara rinci proses pembuatan mushala tersebut, namun saat ini pihaknya masih menyelesaikan pembuatan pagar, jendela dan lantai luar.

Sementara itu, salah satu pekerja pembangunan mushala, Ahmad Afandi (61 Tahun) menjelaskan, pembangunan Mushola itu sudah memakan waktu kurang lebih dua bulan.

Luas bangunan Mushola itu kata dia, 6 meter x 3 meter. Hampir seluruh bagian dari mushola tersebut menggunakan limbah plastik, kecuali atapnya menggunakan seng.

Dalam prosesnya kata dia, limbah plastik sebelum menjadi berbentuk papan, terlebih dahulu dilelehkan menggunakan suhu panas 400 derajat celcius. Kemudian limbah plastik yang sudah meleleh, langsung masuk ke alat pencetak berbentuk papan dan balok, lalu dicelupkan ke dalam bak berisi air agar plastik yang meleleh segera mengeras.

Untuk mendapatkan satu papan dengan panjang dua meter, lebar 20 centimeter (cm), dengan ketebalan 4 cm katanya, membutuhkan waktu 30 menit hingga akhirnya bisa digunakan.

“Untuk membuat satu balok juga sama dengan papan, butuh waktunya 30 menit juga,” katanya.

Ia mengaku senang dengan apa yang dilakukan oleh DLH ini. Menurutnya membuat bangunan dari limbah sampah plastik ini merupakan terobosan pemerintah yang harus terus digenjot.

 

“Kalau bisa semua bangunan di Batam ini pakai ini (papan dari limbah plastik -red), jadi tidak banyak lagi sampah-sampah yang menumpuk. Hasilnya juga menurut saya sangat kokoh,” demikian Ahmad Afanadi.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE