Pemkot ajak perusahaan di Batam bantu tuntaskan persoalan BAB sembarangan

id Kepri,batam,BAB Sembarangan ,CSR,pemkot,Kepulauan riau

Pemkot ajak perusahaan di Batam bantu tuntaskan persoalan BAB sembarangan

Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin Hamid (kemeja coklat) bersama dengan jajaran salah satu perusahaan di Batam menyerahkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) paket sembako kepada masyarakat di Batuaji, Sabtu (22/07) (ANTARA/HO-Pemkot Batam)

Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau mengajak perusahaan-perusahaan di kota itu untuk berpartisipasi dalam menuntaskan persoalan buang air besar (BAB) sembarangan.
 

Sekretaris Daerah Kota Batam Jefridin Hamid di Batam, Sabtu mengatakan masih ada 300 ribu masyarakat yang masih melakukan BAB tidak menggunakan jamban.

 

Selain itu, persoalan penanganan stunting juga menjadi salah satu program yang belum terlaksana secara sempurna oleh Pemkot Batam.

 

"Untuk angka stunting se Provinsi Kepri, Batam terendah. Tapi masih ada anak-anak di Batam yang mengalami stunting dan Pemkot Batam berupaya untuk menuntaskan salah satunya melalui program Bapak Asuh. Begitu juga dalam hal pemenuhan jamban untuk masyarakat kita yang tinggal di bibir pantai dan di kawasan rumah liar," kata Jefridin.

 

Ia menambahkan Pemkot Batam tidak bisa untuk menuntaskan persoalan tersebut dengan sendiri, karena saat ini juga tengah melakukan pembangunan infrastruktur.

 

Oleh karena itu sangat diperlukan dukungan dari masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan sosial di Kota Batam salah satunya melalui program tanggung jawab sosial dari pihak swasta.
 

"Pembangunan infrastruktur jalan sangat penting karena itu merupakan performa Batam. Orang yang berkunjung ke Batam baik wisatawan mancanegara maupun domestik datang pasti melintasi jalan ini, termasuk bandara kita benahi. Untuk itu mohon dukungan semua agar Batam menjadi kota yang cantik, indah dan modern," ujar dia.

 

Ia mengatakan agar masyarakat tidak buang air besar sembarangan diperlukan penyediaan sarana sanitasi.

 

Menurutnya hal ini harus dimulai dari komunitas terkecil, yakni rumah tangga dengan harapan tidak ada lagi perilaku BABS di masyarakat Kota Batam baik di daerah pulau penyangga (hinterland) maupun pulau utama (mainland).


“Untuk penyediaan jamban ini memakai Teknologi Tepat Guna (TTG) sebagaimana yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan RI. Penyediaan TTG ini merupakan solusi yang sangat tepat dan efektif. Karena memiliki daya tampung 10 tahun dengan kapasitas 6-7 anggota keluarga,” kata Jefridin.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE