RI - Singapura - Malaysia bahas keselamatan pelayaran di Selat Malaka
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI bersama Pemerintah Singapura dan Malaysia membahas peningkatan keselamatan navigasi dan perlindungan maritim di Selat Malaka atau Straits of Malacca and Singapore (SOMS).
Pembahasan itu dilakukan dalam pertemuan The 46th Tripartie Technical Experts Group (TTEG) yang diselenggarakan oleh Malacca Straits Council (MSC) pada 2-3 Agustus 2023 di Singapura.
Direktur Kenavigasian Ditjen Hubla Kementerian Perhubungan Capt. Budi Mantoro selaku Delegasi Indonesia dalam keterangan di Jakarta, Jumat, menyampaikan Indonesia turut serta secara aktif membahas dan memfinalisasi beberapa inisiatif baru terkait pengembangan SOP keselamatan pelayaran di SOMS dan agenda lain yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
"Kami memberikan beberapa masukan penting dalam finalisasi proyek 14 yang merupakan inisiasi baru tentang pengembangan SOP untuk Aids to Navigation Virtual di SOMS dan proyek 15 tentang pengembangan SOP untuk mengatasi insiden kontainer jatuh di SOMS," kata Budi.
Delegasi Indonesia, kata dia, juga telah membahas rencana revisi sistem rute kapal dan sistem pelaporan kapal serta membahas lebih lanjut proyek 13 yang diinisiasi oleh MSC dalam perpanjangan TTEG atau bagian dua pertemuan ke-46 TTEG pada Januari atau Februari 2024.
Budi menjelaskan selama ini SOMS berfungsi sebagai satu jalur pelayaran yang paling strategis dan penting di dunia.
Volume lalu lintas yang besar, panjangnya jalur, dan karakteristik geografisnya telah menjadi tantangan bagi tiga negara pesisir untuk memastikan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan di selat tersebut.
"Mengakui hal tersebut, kami sangat menghargai apa yang disepakati oleh Indonesia, Malaysia, dan Singapura pada tahun 1977, yang mengarah pada pembentukan TTEG," kata dia.
"Selama hampir lima dekade, tiga negara pesisir telah menjaga kemitraan yang sangat baik dalam hal-hal yang menyangkut selat ini dan TTEG telah terbukti menjadi platform yang efektif untuk mengimplementasikan langkah-langkah koordinasi guna menjaga keselamatan, kebersihan, dan keamanan pelayaran di selat tersebut," kata dia.
Dalam pertemuan tersebut, turut dibahas terkait inisiatif rencana untuk mengubah sistem pelaporan kapal wajib yang ada dan juga sistem rute kapal di SOMS serta menjajaki peningkatan pelayanan pemanduan di SOMS guna meningkatkan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan laut di SOMS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: RI-Sinagpura-Malaysia bahas keselamatan pelayaran di Selat Malaka
Pembahasan itu dilakukan dalam pertemuan The 46th Tripartie Technical Experts Group (TTEG) yang diselenggarakan oleh Malacca Straits Council (MSC) pada 2-3 Agustus 2023 di Singapura.
Direktur Kenavigasian Ditjen Hubla Kementerian Perhubungan Capt. Budi Mantoro selaku Delegasi Indonesia dalam keterangan di Jakarta, Jumat, menyampaikan Indonesia turut serta secara aktif membahas dan memfinalisasi beberapa inisiatif baru terkait pengembangan SOP keselamatan pelayaran di SOMS dan agenda lain yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
"Kami memberikan beberapa masukan penting dalam finalisasi proyek 14 yang merupakan inisiasi baru tentang pengembangan SOP untuk Aids to Navigation Virtual di SOMS dan proyek 15 tentang pengembangan SOP untuk mengatasi insiden kontainer jatuh di SOMS," kata Budi.
Delegasi Indonesia, kata dia, juga telah membahas rencana revisi sistem rute kapal dan sistem pelaporan kapal serta membahas lebih lanjut proyek 13 yang diinisiasi oleh MSC dalam perpanjangan TTEG atau bagian dua pertemuan ke-46 TTEG pada Januari atau Februari 2024.
Budi menjelaskan selama ini SOMS berfungsi sebagai satu jalur pelayaran yang paling strategis dan penting di dunia.
Volume lalu lintas yang besar, panjangnya jalur, dan karakteristik geografisnya telah menjadi tantangan bagi tiga negara pesisir untuk memastikan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan di selat tersebut.
"Mengakui hal tersebut, kami sangat menghargai apa yang disepakati oleh Indonesia, Malaysia, dan Singapura pada tahun 1977, yang mengarah pada pembentukan TTEG," kata dia.
"Selama hampir lima dekade, tiga negara pesisir telah menjaga kemitraan yang sangat baik dalam hal-hal yang menyangkut selat ini dan TTEG telah terbukti menjadi platform yang efektif untuk mengimplementasikan langkah-langkah koordinasi guna menjaga keselamatan, kebersihan, dan keamanan pelayaran di selat tersebut," kata dia.
Dalam pertemuan tersebut, turut dibahas terkait inisiatif rencana untuk mengubah sistem pelaporan kapal wajib yang ada dan juga sistem rute kapal di SOMS serta menjajaki peningkatan pelayanan pemanduan di SOMS guna meningkatkan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan laut di SOMS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: RI-Sinagpura-Malaysia bahas keselamatan pelayaran di Selat Malaka
Komentar