Batam, Kepri (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) tenaga pengajar melalui kegiatan loka karya program guru penggerak.
Sekretaris Daerah Kota Batam Jefridin Hamid di Batam, Rabu mengatakan kegiatan tersebut untuk mengembangkan kompetensi guru dan memberikan peningkatan kapasitas, serta pengalaman seluruh guru yang lolos seleksi program guru penggerak di Kota Batam.
"Kegiatan ini sendiri dalam rangka peningkatan kompetensi dan wawasan kepala sekolah dan guru di lingkungan sekolah penggerak Kota Batam, yang diikuti sebanyak 100 peserta guru penggerak," katanya.
Dengan begitu ia berharap para peserta loka karya dapat mengikuti kegiatan dengan baik, dan dengan program ini diharapkan siswa berkarakter dan berakhlak mulia dapat terwujud.
“Bapak dan ibu guru lakukan sesuai tupoksi ASN yaitu berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 pasal 10 dan 11, karena guru itu ditiru dan digugu,” katanya.
Selain itu, ia juga berpesan agar para guru penggerak dapat mengimplementasikan UU tersebut di tengah pengabdian kepada masyarakat, serta membangun karakter siswa yang kuat dan mandiri dan disiplin dalam membangun generasi penerus pemimpin pembangunan Kota Batam.
“Guru harus banyak tahu perkembangan Batam. Kota Batam harus kita jaga bersama agar aman, karena kita tidak punya hasil bumi yang bisa kita ambil,” katanya.
Sebelumnya, Pemkot Batam mengidentifikasi dan menguatkan potensi guru dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar melalui Rapat Koordinasi Rapor Pendidikan dan Profil Pendidikan Jenjang SD dan SMP.
"Melalui rakor ini diharapkan dapat meningkatkan mutu layanan pendidikan, tersedianya basis sekolah yang akurat, tersedianya akses informasi bagi masyarakat dengan cepat, mudah dan akurat serta dapat diakses oleh banyak orang,” kata Pelaksana Harian Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Jefridin Hamid.
Dalam rakor tersebut juga dilakukan penyusunan anggaran satuan kerja pendidikan di sekolah.
Secara menyeluruh nilai rapor pendidikan Kota Batam masih rendah karena kurang memadai sarana dan prasarana pendidikan di dari itu, baik tingkat SD maupun SMP, demikian Jefridin Hamid.
Komentar