Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) membuat aplikasi Sistem Informasi dan Bank Data Kesehatan Kepri Gemilang (Sibadang) untuk mengoptimalkan aliran data kesehatan dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi hingga pusat.
"Melalui aplikasi Sibadang, kami siap membangun kesehatan dari tingkat dasar," kata Sekretaris Daerah Pemprov Kepri, Adi Prihantara di Tanjungpinang, Jumat.
Adi menyebut aplikasi Sibadang dilahirkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kepri sebagai bentuk transformasi digital kesehatan guna mewujudkan pemerataan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat.
Nama aplikasi itu sendiri terinspirasi dari orang kuat legendaris dari dunia Melayu yang bernama Badang.
Sesuai namanya, kata Adi, aplikasi Sibadang diharapkan menjadi aplikasi yang kuat dan berani, sehingga mampu memberikan dukungan bagi data-data kesehatan di Kepri menuju ke Indonesia satu data.
“Harapannya setelah aplikasi ini diluncurkan, benar-benar bisa dimanfaatkan dan memberikan data kesehatan yang akurat agar menjadi landasan dasar dalam membuat kebijakan membangun kesehatan di Kepri menuju Indonesia emas 2045,” ujarnya.
Lanjut Adi menyampaikan bahwa Pemprov Kepri memang fokus melakukan program transformasi kesehatan terpadu untuk menghadirkan pelayanan kesehatan yang lebih baik untuk semua elemen masyarakat.
Ada beberapa komponen guna terwujud transformasi kesehatan terpadu, antara lain pelayanan kesehatan yang difokuskan ke arah pencegahan yang merupakan transformasi layanan primer. Tujuannya, yaitu mendekatkan pelayanan kesehatan hingga tingkat desa dan dusun sehingga terwujud integrasi pelayanan kesehatan. Hal ini melibatkan pelayanan di puskesmas sampai tingkat desa melalui posyandu prima, dan tingkat dusun melalui kegiatan posyandu dan kunjungan rumah oleh kader.
"Transformasi ini adanya di puskesmas dan posyandu," ujar Adi.
Selain itu, kata dia, pelayanan kesehatan rumah sakit rujukan di daerah setempat patut ditingkatkan. Rumah sakit harus mampu menangani penyakit-penyakit kronis, seperti jantung, stroke, kanker, dan gagal ginjal.
Khusus pelayanan penyakit jantung yang jumlah pasien paling dominan di Kepri, menurut Adi, saat ini sudah ada alat katerisasi, sedangkan tahun ini diupayakan bisa beroperasi, yaitu di RSUD Raja Ahmad Thabib di Kota Tanjungpinang.
Selanjutnya, sarana prasarana harus memadai disertai pembiayaan kesehatan oleh pemerintah bagi kalangan masyarakat kurang mampu, sebab BPJS Kesehatan tidak bisa menjangkau seluruh biaya kesehatan masyarakat dan transformasi teknologi kesehatan, yang mana rumah sakit tak hanya memiliki peralatan kesehatan yang canggih, tetapi juga harus dilengkapi dengan tenaga ahli atau spesialis terkait pengoperasian.
Adi juga mengatakan tentang data kesehatan penduduk, karena pendataan kesehatan penduduk secara terpadu dan terintegrasi akan mempermudah penanganan apabila masyarakat menderita sakit.
"Makanya kita bangun sebuah sistem digitalisasi data kesehatan masyarakat di semua kabupaten/kota. Ini juga merupakan program pemerintah pusat yang harus direalisasikan di daerah," ungkap Adi.
Ia menambahkan program transformasi kesehatan terpadu perlu dukungan semua pemangku kesehatan serta pemerintah kabupaten/kota supaya terealisasi dengan baik demi menyehatkan masyarakat secara menyeluruh.
Berita Terkait
HNSI tingkatkan kualitas SDM melalui sertifikasi nelayan
Rabu, 20 November 2024 19:48 Wib
Polresta Tanjungpinang tanam 1.600 bibit jagung
Rabu, 20 November 2024 18:53 Wib
Pemkab Natuna beri pendidikan dasar tentang seks pada pelajar SD
Rabu, 20 November 2024 17:52 Wib
BPN Batam catat 15 ribu sertifikat tanah telah elektronik
Rabu, 20 November 2024 17:37 Wib
Pemkot Batam jemput bola ke sekolah rekam data KTP-el pemula
Rabu, 20 November 2024 15:38 Wib
BPN Batam buka pelayanan di MPP
Rabu, 20 November 2024 14:41 Wib
Pemko Batam wujudkan ruang aman bermain dan inklusif untuk anak
Rabu, 20 November 2024 13:21 Wib
Kasus kekerasan terhadap anak di Batam masih tinggi
Rabu, 20 November 2024 11:27 Wib
Komentar